Kamis 07 Nov 2019 16:44 WIB

Indonesia Jadi Target Utama Mobile Malware di Asia Tenggara

Indonesia merupakan target menarik bagi pelaku peretasan seluler.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Hacker (ilustrasi)
Foto: pixabay
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tercatat menjadi negara dengan deteksi mobile malware paling banyak di kawasan Asia Tenggara pada 2019. Sebanyak setengah (53 persen) dari populasi di Indonesia adalah pengguna internet gawai.

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di perusahaan siber keamanan global Kaspersky mengatakan, dengan jumlah pengguna internet di negara kepulauan ini setara 6,5 persen di Asia. Hal ini membuat Indonesia sebagai target menarik dan menggiurkan bagi para pelaku peretasan seluler.

Baca Juga

"Sekarang merupakan tantangan bagi semua pihak di negeri ini, baik negeri maupun swasta, untuk bekerja meningkatkan status kebersihan digital (digital gygiene) negara, sebagaimana kami mengamankan aset digital seperti halnya melindungi properti fisik kami,” kata Yeo melalui siaran pers, Kamis (7/11).

Kaspersky mencatat, dari Januari hingga September 2019, ada sebanyak 632.451 upaya serangan seluler di Indonesia. Jumlah ini sekaligus menjadikan Indonesia dengan jumlah ancaman Android yang paling banyak terdeteksi di Asia Tenggara. Selain itu, sebanyak 29,07 persen pengguna Android Indonesia telah diamankan dari malware mobile selama periode yang sama.