REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Baru dua minggu Yahoo! mengumumkan mantan eksekutif PayPal, Scott Thompson, sebagai eksekutif baru utamanya, kini raksasa internet tersebut kembali membuat berita heboh. Salah seorang pendiri Yahoo!, Jerry Yang mengundurkan diri
Para pengguna internet mengenal sosok Yang sebagai ikon Yahoo!. Jika Microsoft sangat identik dengan Bill Gates, maka Yahoo! begitu lekat dengan sosok Yang lantaran ia muncul sebagai motor perusahaan.
Yang mendirikan Yahoo! pada tahun 1995 bersama David Filo. Yang berhasil membawa Yahoo! melejit sebagai penyedia informasi dan layanan email terkemuka di jagat maya.
Yang pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Yahoo! sejak Juni 2007 hingga Januari 2009. Kemudian, ia digantikan oleh Carol Bartz. Bartz sendiri hanya bertahan di posisi ini selama 30 bulan hingga akhirnya ia dipecat, dan kemudian digantikan oleh Thompson.
Yang tidak saja meninggalkan kursi dewan direksi. Seluruh jabatan yang diembannya sealam ini juga ia tinggalkan, seperti jajaran dewan Yahoo Japan Corporation dan Alibaba Group, partner bisnis internet Yahoo di Cina.
"Ini saatnya bagi saya untuk mengejar kepentingan lain di luar Yahoo," kata Yang, dalam pernyataan resminya, Selasa (17/1).
Dia juga menyatakan dukungan untuk manajemen perusahaan saat ini. Menurutnya, Yahoo! di bawah kepemimpinan Thompson akan menjadi sebuah masa depan yang menarik dan sukses.
"Saya antusias tentang penunjukan Scott Thompson sebagai Chief Executive Officer dan kemampuannya bersama dengan tim Yahoo!," ujarnya.
Selain meninggalkan Yahoo, Yang juga menyerahkan gelar posisi sebagai Chairman Yahoo!. Mengenai keputusan ini Chairman Yahoo! Roy Bostock pun hanya bisa merelakan kepergian Yang dan berharap yang terbaik untuknya.
"Saya dan seluruh jajaran direksi menghormati keputusannya, dan tentu kami akan merindukan visi serta pemikirannya yang luar biasa dan nasihatnya yang bijak," tutur Bostock, dalam keterangan resmi perusahaan.
Yang Pergi, Saham Yahoo Melonjak Naik
Setelah pengumuman pengunduran diri Yang, saham Yahoo! naik 3,4 persen dalam perdagangan penutupan, Selasa (17/1). Sejumlah analis menilai Yang sebagai penghambat penjualan atau restrukturisasi bisnis.
"Ini jelas positif. Ini menyediakan pendekatan yang lebih obyektif dan tidak emosional untuk alternatif strategis," kata Brett Harriss analis Gabello & Co.
Yang dikenal kerap berseberangan dengan para pemegang saham. Saat memegang posisi CEO di tahun 2008, misalnya, beberapa pemegang saham menolak tawaran pengambilalihan Yahoo! oleh Microsoft Corp. Ketika itu Microsoft mengajukan penawaran senilai 44 miliar dolar AS.
Para pemegang saham beranggapan nilai Yahoo! jauh lebih besar dibandingkan harga yang disodorkan Microsoft. Penilaian itu meliputi merek Yahoo! sebagai mesin pencari via internet yang telah mengglobal, luasnya cakupan, besarnya investasi pada program iklan, dan prospek pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.
Namun, ketika krisis keuangan mengancam - menyusul pembatalan kerja sama iklan dengan Google pada November 2008 - Yahoo! mencoba memohon kepada Microsoft agar bersedia membeli sahamnya. Akan tetapi rayuan Yang, agar Microsoft kembali memberikan harga penawaran pembelian Yahoo!, langsung mendapat penolakan mentah dari CEO Microsoft saat itu, Steve Ballmer.
Sejumlah prediksi mengenai alasan Yang mengambil keputusan itu pun merebak. Salah satunya adalah karena Yang tak kuasa berkompetisi dengan Google dan Facebook dalam menggaet pengguna online dan meraup pundi-pundi uang dari iklan.
Di ranah dunia maya, kepergian Yang memiliki arti besar. Keputusannya ini bagaikan memperjelas adanya 'gap' di antara pemain internet lama dan baru. Yahoo! lahir di era 1990-an dan merupakan salah satu perusahaan yang berandil dalam meledaknya era dotcom dan menggiring orang untuk menjadi 'user'. Sayang, setelah mengarungi masa-masa itu, datang sejumlah pemain baru seperti Google Inc. dan Facebook Inc.
Dengan dimotori oleh pemimpin yang lebih berjiwa muda, kedua perusahaan teknologi tersebut hadir dengan teknologi web seperti mesin pencari ('search') dan jejaring sosial. Yahoo!-pun harus berlari untuk mengejar ketertinggalannya.