REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan terbaru soal aktifitas Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) 'mengobok-obok' tautan yang menghubungkan pusat data Google dan Yahoo di seluruh dunia mendapat tanggapan serius dari dua raksasa internet itu.
Keduanya mengklaim tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka juga menegaskan tidak pernah memberikan pemerintah Amerika Serikat akses ke pusat data mereka dan terus berupaya memperkuat keamanannya.
"Kami telah lama sadar tentang kemungkinan tersebut, sehingga kami terus memperluas enkripsi data dalam berbagai layanan Google, terutama tautan dalam slide," kata Petinggi Bidang Hukum Google, David Drummond, dalam sebuah pernyataan Rabu (30/10).
Drummond mengatakan laporan soal penyadapan itu juga membuat pihaknya berang. Mereka pun menuntut adanya reformasi sehubungan dengan hal ini.
"Kami marah pada sejauh mana pemerintah sepertinya memang harus mencegat data dari jaringan fiber pribadi kami, dan itu menggarisbawahi perlunya reformasi secepatnya," kata Drummond.
Sementara itu juru bicara Yahoo, Sarah Meron, mengungkapkan hal hampir senada dengan Google. Meron mengatakan perusahaanya tidak pernah bekerja sama dengan pemerintah AS dalam hal penyadapan.
"Kami memiliki kontrol ketat untuk melindungi keamanan pusat data kami, dan kami tidak memberikan akses ke NSA atau agensi pemerintah lain," demikian Yahoo dikutip AFP.