Jumat 03 Jun 2016 15:06 WIB

Interkoneksi Turun, Operator Enggan Garap Daerah Baru?

Red: Taufik Rachman
Petugas memperbaiki BTS
Petugas memperbaiki BTS

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rencana pemerintah menurunkan tarif interkoneksi, rupanya masih belum disepakati secara bulat. Ada kekhawatiran penurunan tarif interkoneksi menjadikan operator enggan berinvestasi ke daerah dan menyebabkan kemandekan seluler di daerah baru.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan akan segera mengumumkan aturan baru terkait interkoneksi. "Kesepakatan penurunan interkoneksi 25 persen keluar bulan Juni ini," ujar Rudiantara saat ditemui di sela Indonesia Cellular Show 2016 di JCC, Jakarta, Kamis (2/6).

Pemerintah berharap penurunan tarif interkoneksi menjadikan biaya panggilan lintas operator mendekati biaya panggilan telepon ke sesama jaringan operator (on-net). Telkomsel, tampaknya, masih belum menerima secara bulat keputusan pemerintah menurunkan tarif interkoneksi tadi.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, mengatakan bahwa biaya interkoneksi merupakan sebagian kecil atau sekitar 15 persen dari variabel komponen tarif ritel. secara keseluruhan. Komponen dimaksud terdiri dari beberapa variabel biaya lainnya seperti service activation fee, marketing, dan margin.