Sabtu 25 Nov 2017 16:43 WIB

Skil Programer Indonesia Dinilai Masih di Bawah Standar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Programmer. Ilustrasi
Foto: Huffpost
Programmer. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi e-commerce di Indonesia diproyeksikan akan mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020. Ini, menjadi pemacu bagi pelaku industri kreatif digital tanah air untuk segera menyiapkan langkah besar agar bisa menjadi pemain utama di industri tersebut.

Namun, menurutDeputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari, saat ini di negaraAsia Tenggara saja, skill programer Indonesia masih dibawah standar industri.

"Kelemahan programer kita, terus berpikir kreativitas, tanpa ada management atau pengelolaan dan deadline-nya," ujar Hari usai acaraBekraf Developer Conference (BDC) 2017, di Hotel Transluxury, Sabtu (25/11)

Menurut Hari, dari sisi segi kreativitas programer di Indonesia sebenarnya bisa bersaing. Namun, dari sisi pengelolaan usahanya banyak yang kurang peduli.

"Jumlah developer di Indonesia saat ini mencapai ratusan ribu. Namun, yang tergabung dengan Bekraf hanya 80 ribu saja. Sisanya, yang tidak tergabung lebih banyak," katanya.

Hari mengatakan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Dicoding Indonesia berinisiatif mengumpulkan para pemangku kepentingan industri digital tanah air dalam sebuah konferensi yang bertajuk Bekraf Developer Conference (BDC) 2017, Sabtu (25/11) di Bandung. Pesertanya, terdiri dari akademisi, developer aplikasi, developer games, asosiasi, komunitas, industri dan pemerintah akan merumuskan segala permasalahan dan menyusun strategi dalam membangun ekosistem aplikasi dan games di Indonesia.

Bekraf pun, kata dia, menyiapkan roadmap yang terukur untuk menciptakan talenta developer lokal yang konsisten dalam pengembangan aplikasi dan permainan digital yang berkualitas dan go international.Sebelumnya, pemerintah sendiri telah merumuskan cetak biru Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025. Sektor tersebut, selain diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi nasional, juga mampu menjadi sebuah identitas baru bangsa yang kreatif dan inovatif.

Konferensi ini pun, kata dia, akan membedah berbagai tantangan sekaligus peluang serta menyamakan persepsi terkait kebutuhan produk dan peningkatan kualitas talenta pengembang digital tanah air. Selain itu, akan dibahas juga bagaimana mempertahankan konsistensi dalam membangun produk aplikasi, permainan digital dan kolaborasi dengan sejumlah pihak termasuk pelaku industri dan pemerintah.

Di akhir sesi, kata dia, para peserta akan merumuskan rekomendasi BDC 2017 yang akan menjadi kitab suci atau panduan bagi para pemangku kepentingan ekonomi kreatif digital dalam mengembangkan produknya agar mampu bertahan dalam menghadapi derasnya persaingan industri digital global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement