Jumat 05 Jan 2018 04:50 WIB

Zuckerberg Akui Sudah Banyak Kesalahan di Facebook

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bayu Hermawan
Mark Zuckerberg.
Foto: Mashable
Mark Zuckerberg.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam resolusi dan keinginannya pada 2018, pendiri Facebook Mark Zuckerberg menyebutkan ingin membenahi Facebook. Terutama dalam menangkal konten-konten berisi ujaran kebencian, kekerasan, dan berita-berita palsu. Menurutnya, saat ini, salah satu media jejaring sosial paling populer di dunia itu telah mengalami kerusakan dan banyak disalahgunakan oleh berbagai pihak tak bertanggungjawab.

Tidak hanya itu, sebagai perusahaan, Facebook juga terlalu sering membuat kesalahan terkait kebijakan di dalam perusahaan itu sendiri dan dalam upaya menghentikan penyalahgunaan situs jejaring sosial tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kritik yang dialamatkan ke Facebook dalam setahun terakhir.

Facebook dinilai tidak memiliki proteksi yang memadai dalam menyaring konten-konten bermuatan kekerasan, ujaran kebencian, dan berita-berita bohong. Alhasil, banyak para penggunanya yang terpengaruh oleh konten-konten di dalam Facebook, padahal konten-konten tersebut belum tentu benar dan valid. Menurut Programer Komputer asal Amerika Serikat itu, saat ini dunia seolah-olah telah terbagi dan begitu cemas.

''Facebook memiliki banyak pekerjaan terkait hal itu. Apakah itu untuk melindungi masyarakat penggunanya dari kekerasan dan kebencian, intervensi dari otoritas, atau sekedar memastikan waktu yang mereka habiskan di Facebook adalah waktu yang benar-benar bermanfaat,'' tutur Zuckerberg di laman akun Facebooknya, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (4/2) waktu setempat.

Inilah yang coba diperbaiki oleh Zuckerberg pada 2018 mendatang. Dia mengakui, saat ini memang terlalu banyak kesalahan yang telah dilakukan Facebook sebagai perusahaan. Pun dengan belum maksimalnya upaya Facebook dalam mendeteksi, menghentikan, ataupun menangkal penyalahgunaan situs jejaring sosial, Facebook.

''Tantangan personal saya pada 2018 adalah memperbaiki ini semua. Kami mungkin tidak bisa mencegah semua kekerasan atau penyalahgunaan yang timbul, tapi saat ini memang terlalu banyak kesalahan dalam penegakan aturan internal kami dan ketidakmampuan kami dalam mencegah penyalahgunaan Facebook sebagai sebuah alat. Jika semua ini sukses pada tahun ini, maka akan menjadi tonggak sejarah dalam lintasan sejarah kami,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement