REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) Pratama Persadha menyebutkan kemungkinan modus operandi skimming anjungan tunai mandiri (ATM) tahun ini menggunakan teknik yang lebih canggih.
Jika biasanya penjahat siber menggunakan perangkat skimming untuk mencuri informasi kartu dan kode sandi, kini mereka menggunakan teknik skimming baru untuk mendapatkan uang yang lebih besar. "Pelaku menanamkan Malicious Software (Malware) ke dalam sistem komputer secara hati-hati. Keuntungan dari jenis skimming malware ini adalah dia dapat berbaur ke dalam sistem tanpa terdeteksi," kata Pratama melalui surat elektroniknya kepada Antara di Semarang, Ahad pagi (6/1).
Setelah berhasil menginfeksi ATM, para penjahat siber kemudian memiliki kontrol penuh atas ATM tersebut. Pelaku dapat dengan mudah menarik semua dana di ATM atau mengambil data dari yang digunakan di ATM, termasuk nomor rekening dan kode PIN nasabah.
Sedangkan peretasan pada sistem gim daring (gim online), kata Pratama, penjahat siber berharap bisa mendapatkan data informasi pribadi pemain, kartu kredit, token, senjata, dan lain sebagainya yang dapat dinilaikan dengan uang. Pada 2016, misalnya, hampir 1,6 juta akun gim Clash of Kings diambil oleh peretas.