Selasa 29 Dec 2015 18:58 WIB

Pengolahan Sampah Bisa Penuhi Kebutuhan Energi 40 Juta Rumah

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
Tumpukan sampah
Tumpukan sampah

REPUBLIKA.CO.ID, Limbah memang salah satu masalah hidup manusia, salah satunya limbah sampah yang setiap tahun terus meningkat jumlahnya. Semua negara pasti memiliki masalah sampah, seperti halnya negara Afrika. Afrika saat ini berjuang untuk mengatasi jumlah pertumbuhan sampah yang menyertai pembangunan.

Dilansir dari laman Sciencealert, peneliti dari Joint Research Centre (JRC) mengatakan limbah sampah Afrika dapat menghidupi 40 juta rumah tangga di tahun 2025. Dalam laporan, peneliti JRC menentukan potensi pemulihan energi dari sampah dengan menggunakan gas TPA dan pembakaran sampah.

Pembakaran sampah ini bisa berkontribusi 20 persen dari total konsumsi energi benua di tahun 2010. Pada tahun 2025, sampah rumah tangga bisa mencapai mengejutkan 2,2 miliar ton masing-masing tahun secara global.

Kotoran Manusia Bisa Hasilkan Listrik untuk 138 Juta Rumah

"Pengelolaan limbah di Afrika memiliki konsekuensi penting untuk pembuangan limbah di tempat pembuangan dan masalah lingkungan dan kesehatan yang berhubungan parah terkait," ujar para penulis.

Ada dua cara di mana limbah perkotaan di Afrika dapat digunakan untuk produksi energi, dan keduanya melibatkan api. Teknologi waste-to-energy (WTE) menggunakan pembakaran sampah untuk menghasilkan uap untuk turbin pembangkit.

Cara ini sangat populer di Eropa, yang membuat 472 fasilitas seperti kembali pada tahun 2010, dari lebih dari 600 ditemukan di seluruh dunia.

Kaus Kaki Ini Bisa Hasilkan Listrik

Namun, mereka tidak cocok untuk semua kota Afrika. Sebab, pembangkit WTE mahal untuk membangun dan memerlukan kontrol emisi yang ketat untuk menghindari polusi atmosfer dengan beracun oleh-produk. Para ilmuwan mengingatkan pembakaran limbah menghasilkan gas-gas beracun yang juga berbahaya bagi kesehatan.

Namun, jika gas ini ditangkap dan disaring, nanti alam dapat dibakar dalam turbin gas. Mirip seperti mesin pembakaran internal, dan ketel uap untuk menghasilkan listrik.

Dalam laporan mereka, para peneliti memperkirakan bahwa JRC melalui pengelolaan limbah yang tepat bisa menghasilkan 83,8 TWh listrik yang dibutuhkan oleh Afrika di 2025.  Untuk saat ini, sebagian besar kota di Afrika menghasilkan sejumlah besar sampah organik, dan mengubur mereka di tempat pembuangan sampah.

Jelas bahwa penggunaan cerdas sampah bisa mengurangi kemiskinan energi di banyak negara Afrika, di mana jutaan orang masih tidak memiliki akses ke jaringan listrik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement