Rabu 02 Mar 2016 17:13 WIB

Menyambut Gerhana Matahari dengan Kacamata Matahari Raksasa

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang warga sekitar sedang mencoba prototipe
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Seorang warga sekitar sedang mencoba prototipe "Kacamata Matahari Raksasa" buatan Hendro Setyanto, pekan lalu di Lembang, KBB.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Seorang warga Lembang Kabupaten Bandung Barat membuat perangkat khusus untuk melihat gerhana matahari total. Perangkat yang seperti teropong ini dinamakan Kacamata Matahari Raksasa.

Adalah Hendro Setyanto yang sedang membuat perangkat tersebut. Saat ini, ia baru sebatas membuat prototipenya, yang memiliki ukuran panjang satu meter. Sedangkan aslinya nanti, panjang dan lebarnya yaitu 15 dan sembilan meter. "Ini akan bisa digunakan untuk 50 orang," ujar dia belum lama ini.

Prototipe yang sudah rampung itu kini disimpan di workshop yang ia namai "Imah No'ong". Lokasinya di Kampung Areng Desa Wangunsari Kecamatan Lembang KBB.

Kata dia, proses pembuatan kacamatan raksasa itu menelan dana sampai Rp 60 juta. Ongkos paling besarnya terletak pada bagian filternya di mana ia harus impor langsung dari Amerika Serikat. "Bahan akriliknya juga cukup besar biayanya," ujar dia.

Hendro yakin, ini menjadi yang pertama dan paling besar di Indonesia. Ia menambahkan, kacamata buatannya itu akan membuat gerhana matahari tampak lebih besar. Jika kacamata tersebut sudah selesai pengerjaannya, lalu akan dibawa ke Bangka.

Di sana ia dan kawan-kawan dari Imah No'ong akan bersama-sama menyaksikan fenomena gerhana matahari. Keberangkatan mereka ke Bangka yakni dari 5 sampai 7 Maret.

Lulusan magister bidang astronomi dari Institut Teknologi Bandung ini tidak hanya membuat teropong raksasa itu, tapi juga 50 ribu kacamata matahari. Kacamata ini punya filter khusus untuk melihat matahari. Seluruhnya ini akan disebar ke daerah-daerah yang dilewati Gerhana Matahari Total, dan juga para pemesan.

Para pemesannya, dari berbagai kalangan. Mulai dari warga biasa hingga kawannya yang sempat bekerja di Bosscha. Pembuatan puluhan ribu kacamata ini sudah dimulai dari 2014 lalu, yang dirancang khusus untuk menyambut gerhana matahari total di bulan ini.

Pemesan kacamata ini mulai makin banyak pada 2015 kemarin. Kebanyakan pemesan adalah mereka yang ingin menyambut peristiwa alam yang jarang terjadi ini. Saking banyaknya yang memesan, Hendro sampai harus mempekerjakan beberapa tetangganya. "Ya tiga minggu kita bisa bikin sampai 12 ribu kacamatan," ujar dia.

Kacamata buatannya ini terbuat dari bingkai kertas. Ia mengakui, kualitas bingkai dari bahan kertas sulit dikontrol. Namun, kalau untuk mengontrol filternya, Hendro jagonya. Filter tersebut dirancang agar tidak mengalami kebocoran. Sebab, jika bocor, bisa merusakan mata saat melihat gerhana matahari.

 

baca juga: Astronaut NASA Kembali ke Bumi Setelah Setahun di Luar Angkasa

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement