REPUBLIKA.CO.ID, Tim peneliti astronomi melihat sebuah eksoplanet dengan jarak 117 tahun cahaya dari bumi. Eksoplanet ini memiliki orbit palik eksentrik yang belum pernah terlihat sebelumnya. Tim dipimpin oleh Stephen Kane, astronom dari San Fransisco State University.
Kane dan rekan-rekannya mampu mendeteksi sinyal dari pantulan cahaya planet yang dikenal sebagai HD 20782. Tim menemukan cahaya bintang yang memantul dari atmosfer planet eksentrik seperti sedang mengorbit kepada bintangnya. Penemuan ini diumumkan melalui The Astrophysical Journal pada 28 Februari lalu.
Yang membuat orbit eksoplanet ini khas adalah bagaimana eksoplanet ini mengorbit kepada bintangnya. Planet-planet di tata surya kita memiliki orbit ligkaran. Sementara, planet ini mengorbit dengan bentuk elips. Para astronom sudah menemukan beberapa eksoplanet dnegan orbit eksentrik atau sangat elips, namun planet ini berbeda.
HD 20782 memiliki orbit yang paling eksentrik. Ukuran eksentrisitasnya berada di angka 0,96. Ini berarti planet mengorbit dalam bentuk nyaris elips. Planet ini mengorbit dalam jarak paling jauh terhadap bintangnya, kemudian bergerak seperti ketapel cepat di sekitar bintangnya ketika sedang berada dalam jarak yang paling dekat.
HD 20782 memberi kesempatan bagi para astronom untuk mengamati planet-planet dengan orbit eksentrik, jenis planet yang tidak terdapat dalam tata surya kita. Dengan mempelajari cahaya yang dipantulkan dari planet tersebut, astronom bisa melakukan studi lebih lanjut tentang struktur dan komposisi atmosfer planet yang dapat menahan paparan ketika berada dalam posisi paling dekat dengan bintangnya.
Pada titik terjauh dari orbit, planet dan bintangnya ini terpisah sejauh 2,5 kali jarak antara matahari dan bimi. Sementara, pada jarak terdekat plent ini hanya 0,06 kali jarak bumi ke matahari. Jarak ini merupakan jarak yang sangat dekat dibandingkan jarak antara Merkurius yang mengorbit kepada Matahari.
"Planet ini memiliki massa seperti Jupiter," kata Kane.
Kane dan timnya menyimpukan planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik setelah mengamati menggunakan teleskop berbasis satelit untuk mengumpulkan data cahaya dari planet tersebut. Dengan pendekatan baru, mereka mampu mendeteksi perubahan kecerahan yang tampaknya berasal dari sinyal cahaya yang dipantulkan dari atmosfer planet.
Cahaya yang dipantulkan bisa memberi tahu peneliti bagaimana atmosfer planet seperti HD 20782 merespons ketika jauh atau dekat dnegan bintang. Presentase cahaya yang dipantulkan dari sebuah planet atau seberapa terang munculnya di langit ditentukan oleh komposisi atmosfernta. Meskipun planet diselimuti awan penuh partukel es, misalnya (seperti Jupiter dan Venus) namun ketika bergerak terlalu dekat dnegan matahari, panasnya juga akan mampu menghapus materi es di awannya.
"Ketika melihat planet dengan orbit yang eksentrik, kita benar-benar sulit menjelaskan mengapa bisa seperti itu. Ini seperti melihat adegan pembunuhan. Kita mengamati pola darah di dinding. Kita tahu sesuatu yang buruk telah terjadi tapi kita perlu mencari tahu penyebabnya," kata dia.
Tim masih menyelidiki asal usul planet ini. Tim menduga planet ini mungkin awalnya lebih dari satu planet dalam sistem. Satu planet memiliki orbit yang tidak stabi sehingga membawa dua planet yang terlalu dekat. Tabrakan ini mungkin terjadi sehingga mendorong HD 20782 sehingga memiliki orbit yang eksentrik.
baca juga: Astronom Amati Semburan dari Lubang Hitam yang Setara Seribu Matahari