REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Durian tidak hanya nikmat dinikmati buahnya. Limbah kulit durian ternyata bisa dimanfaatkan menjadi produk anti nyamuk untuk memerangi penyakit demam berdarah (DB).
Tingginya kasus DB dan angka kematian akibat DB membuat lima mahasiswa Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya membuat inovasi anti nyamuk dari kulit durian. Mereka adalah Lihabi, Rafiqhi Bey Figosuseno, Holisatun Nisa’, Muhammad Islamulyadin, dan Cintya PR.
Ekstrak kulit durian tersebut berfungsi sebagai pengusir nyamuk dan tidak menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan. Sisa kulit durian tersebut diproses menjadi ekstrak durian yang dijadikan anti nyamuk elektrik.
Salah satu anggota tim, Lihabi, menjelaskan, inovasi tersebut merupakan temuan baru yang memanfaatkan bahan-bahan alami, terutama kulit durian yang selama ini hanya menjadi limbah.
“Ada kandungan minyak atsiri dalam kulit durian, setelah dilakukan proses destilasi atau pemurnian, ekstraknya bisa menjauhkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti,” ujarnya saat ditemui di Laboratorium Analis Kampus UM Surabaya, Rabu (20/4).
Mahasiswa semester IV tersebut menjelaskan, kulit durian yang diambil adalah bagian dalam yang mengandung minyak atsiri. Setelah kulitnya diambil kemudian dipotong dan dihaluskan atau ditumbuk. Setelah itu dilarutkan dengan aquades atau air suling dan ditambahkan alkohol.
Perbandingan alkohol dan aquades yakni satu banding satu untuk 200 gram kulit durian. Kemudian bahan-bahan yang telah dicampur itu dimasukkan ke dalam tabung destilasi untuk dipanasi dengan api. Uap yang dihasilkan dari proses tersebut akan menetes menjadi ekstrak kulit durian. Ekstrak tersebut langsung bisa diaplikasikan untuk anti nyamuk elektrik.