REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbang dari Sydney ke London hanya dua jam bisa makin dekati kenyataan menyusul sukses uji coba teknologi hipersonik belum lama ini di gurun Australia.
Sebuah riset militer gabungan Amerika Serikat-Australia menjalankan 10 percobaan di area uji coba darat terbesar di dunia, Woomera, di South Australia, dan di Andoya Rocket Range Norwegia.
"Ini adalah teknologi revolusioner dan bisa mengubah perjalanan udara global, serta hemat biaya ke luar angkasa," kata kepala ilmuwan Australia Alex Zelinsky dalam pernyataan.
Para ilmuwan mengatakan teknologi hipersonik tersebut bisa menghemat waktu perjalanan dari Sydney ke London sampai dua jam untuk penerbangan sejauh 17.000 kilometer.
Penerbangan hipersonik melibatkan perjalanan dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan suara (Mach 5).
Para ilmuwan yang terlibat dalam program itu disebut Hypersonic International Flight Research Experimentation (HIFiRE) – sedang mengembangkan mesin yang bisa terbang dengan kecepatan Mach 7, kata Michael Smart dari University of Queensland kepada AFP.
Roket percobaan pada Rabu itu dapat mencapai ketinggian 278 kilometer dan Mach 7,5 alias sesuai target.
"Ini saat yang menggembirakan kami ingin bisa terbang dengan mesin hipersonik dengan kecepatan Mach 7," kata Smart, seorang pakar hipersonik yang terlibat dalam program itu.
Program tersebut juga melibatkan Boeing Amerika Serikat dan badan antariksa Jerman DLR.
Dia menambahkan bahwa jet tersebut menggunakan mesin dengan pembakaran supersonik yang menggunakan oksigen dari atmosfer sebagai bahan bakar sehingga lebih ringan dan lebih cepat dibandingkan roket yang menggunakan bahan bakar biasa.