REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 200 meteor diprediksi akan jatuh per jam pada puncak hujan metero Perseid tahun ini. Dilansir dari Newsy, Badan Antariksa AS (NASA) menyebutkan puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus mendatang.
Hujan Perseid memang berasal dari jejak puing komet Swift Tuttle yang mengorbit Matahari setiap 133 tahun. Tahun ini, pengaruh Planet Jupiter diprediksi membuat hujan meteor Perseid menjadi tampak lebih indah. Bumi diperkirakan akan mendapatkan lebih banyak puing-puing dari komet Swift-Tuttle.
Ilmuwan NASA mengatakan gravitasi dari Planet Jupiter menarik debu-debu komet ini sehingga puing komet lebih banyak terbakar di atmosfer.
Tahun ini, hujan meteor Perseid paling pas dilihat dari langit Amerika bagian utara pada pagi hari. Meskipun meteror Perseid sangat kecil, perlu diwaspadai hujan meteor ini bisa menyebabkan kerusakan satelit.
baca juga: Mengapa Bunga Matahari Selalu 'Mengejar Matahari'?