REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Pengambilan sampel tulang dan gigi kerangka manusia purba di Gua Harimau, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, yang dilakukan Tim Biologi Molekuler Eijkman Jakarta, hasilnya belum jelas. Kadisporabudpar Ogan Komering Ulu (OKU), Paisol Ibrahim di Baturaja, Sabtu (20/8) mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah ada kesamaan DNA atau tidak, karena baru akan bisa diketahui jika sudah ada hasil tes sampel darah kemarin.
Kadisporabudpar menjelaskan dalam waktu dekat rencananya ada peneliti dari Australia bersama tim Arkeolog pusat Prof Dr Truman Simanjuntak yang akan datang ke Gua Harimau. Sementara Prof Dr Truman Simanjuntak mengaku hasil penelitian itu sampai saat ini belum bisa diketahui.
"Sampai saat ini belum ada, karena penelitian itu masih dalam pengkajian. Rencananya memang mau ke Baturaja untuk melanjutkan penelitian di Gua Harimau, namun waktu tepatnya belum bisa saya pastikan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, tim peneliti beberapa waktu lalu melakukan pengambilan sampel darah penduduk asli setempat meneliti apakah ada keterkaitan kekerabatan dengan manusia penghuni gua dan tahap pertama diambil sampel DNA satu atau dua warga setempat. Pihaknya sudah mengambil sampel empat kerangka manusia prasejarah di Situs Padang Bindu Gua Harimau untuk dilakukan tes DNA.
Sampel yang diambil untuk tes DNA ini meliputi remolar bawah (gigi), tulang femor kiri, premolar bawah kiri, dan diafisis femor kiri (tulang paha). DNA yang sudah diisolasi ini dibawa ke laboratorium untuk dilakukan tes. Sementara data yang dihimpun, di Gua Harimau beberapa bulan lalu ditemukan 78 individu kerangka manusia diperkirakan berusia 3.000 tahun-60.000 tahun dengan bentuk dan ras berbeda, mulai dari ras mongoloid dan ras astronimelanisia.