REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tas persegi putih sederhana yang dibawa ke bulan dan dibawa kembali ke Bumi bersama sampel-sampel materi pertama dari bulan dalam misi Apollo 11 tahun 1969 akan dilelang. Tas tersebut diproyeksikan terjual dengan harga empat juta dolar AS atau sekitar Rp 54 miliar dalam lelang di Sotheby's New York pada Juli.
Tas berisi sisa debu bulan dan diberi label "LUNAR SAMPLE RETURN" itu adalah kantung koleksi yang digunakan astronaut Neil Armstrong, orang pertama yang berjalan di bulan dalam misi Apollo 11. Tas itu sebelumnya digunakan untuk menampung batu dan debu dari wilayah bulan yang disebut Sea of Tranquility (Lautan Ketenangan).
Lelang dijadwalkan berlangsung 20 Juli, pada peringatan 48 tahun pendaratan Apollo 11. Lelang itu akan menjadi penjualan sah pertama artefak dari misi tersebut, kata Kepala Pameran dan Artefak Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Jim Hull dalam wawancara lewat telepon Jumat. Meski ada batasan legal pada penjualan materi dari misi bulan, termasuk batuan dan debu bulan, namun beberapa barang diyakini telah terjual di pasar gelap.
Tas itu berakhir di Sotheby's setelah sebuah perjalanan yang meliputi usaha NASA untuk mendapatkannya kembali dari pemiliknya sekarang. Apollo 11 meluncur 16 Juli 1969 dengan tiga astronaut di dalamnya. Empat hari kemudian, Armstrong dan astronaut Edwin "Buzz" Aldrin menerbangkan pesawat ruang angkasa Eagle ke permukaan bulan. Sebagai bagian dari misi tersebut, para astronaut mengumpulkan sampel lunar.
Setelah hampir 22 jam di bulan, Armstrong dan Aldrin kembali ke modul bulan, terbang dan bergabung kembali dengan Michael Collins di pesawat antariksa Columbia untuk perjalanan kembali ke Bumi. Mereka mendarat pada 24 Juli dan mendapat sambutan sebagai pahlawan. Tapi kantung koleksi itu bercampur dengan kantung sampel lain yang tidak pernah digunakan untuk menampung materi bulan, kata Hull.
Pada satu titik, tas tersebut disita Departemen Kehakiman Amerika Serikat selama penyelidikan, dan kemudian secara keliru dilelang ke pemiliknya saat ini, pengacara wilayah Chicago Nancy Lee Carlson. Tertarik dengan sejarah tas tersebut, Carlson mengirimkannya untuk dianalisis oleh NASA, yang mengkonfirmasi asalnya melalui pengujian.
Kepemilikan bebatuan atau debu bulan dan artefak dari misi ke bulan secara umum terlarang, kata Hull, dan saat mengidentifikasi tas tersebut dan menemukan bahwa itu berisi sisa-sisa debu bulan, badan antariksa berusaha menyimpannya. Namun NASA kehilangan pertarungan secara hukum untuk menahan tas tersebut, dan seorang hakim Pengadilan Distrik AS memerintahkan pengembalian tas kepada Carlson pada Februari.
Sotheby's berharap barang tersebut dapat meraup sekitar dua sampai empat juta dolar AS menurut sebuah pernyataan yang dikirim melalui surel. Hull menyebut tas itu "tidak ternilai harganya" karena mengandung debu bulan dan digunakan pada misi terkenal semacam itu.
Carlson hanya membayar sekitar 995 dolar AS atau Rp13,5 juta untuk tas itu sebagai bagian dari barang campuran. Sotheby's menyatakan Carlson berencana menyumbangkan sebagian hasil penjualan tersebut untuk amal dan untuk beasiswa di almamaternya, Northern Michigan University, demikian warta kantor berita Reuters.