Ahad 04 Jun 2017 23:17 WIB

Monyet di Uluwatu Dinilai Beradaptasi Jadi 'Mafia'

Rep: reja irfa widodo/ Red: Esthi Maharani
Monyet ekor panjang
Monyet ekor panjang

REPUBLIKA.CO.ID, LIEGE -- Salah satu atraksi wisata di kompleks kuil Uluwatu, Bali, adalah adanya sekelompok monyet yang jinak dan kerap bermain dengan para wisatawan. Namun, dibalik perilaku jinak monyet yang masuk dalam jenis macaque ekor panjang itu, ternyata ada fenomena menarik.

Fenomena tersebut adalah kebiasan monyet-monyet itu untuk mencuri barang-barang milik wisatawan, seperti kacamata, topi, dan sandal, dan bahkan smartphone atau kamera. Monyet-monyet itu baru mau mengembalikan barang-barang tersebut jika ditukar dengan makanan. Ternyata kebiasaan 'mencuri' kemudian meminta tebusan makanan itu telah diturunkan dari generasi ke generasi di dalam populasi monyet di kuil Uluwatu tersebut.

Tidak hanya itu, perilaku tersebut juga disebut sebagai salah satu cara primata, dalam hal ini monyet-monyet di Uluwatu, untuk beradaptasi dengan lingkungan. Ahli Primata asal Universitas Liege Belgia, Fanny Brotcorne, telah melakukan penelitian terkait perilaku monyet-monyet Uluwatu tersebut. Menurutnya, perilaku 'mencuri' kemudian meminta tebusan kepada wisatawan itu hanya terjadi dan dilakukan oleh monyet-monyet di Uluwatu.

Selain itu, menurut Brotcorne, perilaku ini diturunkan dari satu generasi ke generasi di monyet Uluwatu. Salah satu pewarisan tersebut adalah dengan metode peniruan atau monyet muda melihat perilaku monyet yang lebih tua. Dalam penelitian yang dilakukan selama empat bulan di Uluwatu itu, Brotcorne, mengamati sekitar 172 pencurian.

''110 pencurian kacamata, 25 topi, 24 sepatu, dan delapan telepon genggam dan kamera,'' kata Brotcorne di jurnal Primates seperti dikutip The Independent, Sabtu (3/6).

Kesimpulan dalam penelitian Brotcorne tersebut, para proses belajar monyet tersebut berbentuk kurva. Pertama, monyet itu belajar caranya mencuri, kemudian monyet itu akan memanfaatkan barang hasil 'curiannya' itu untuk ditukar dengan makanan. Berdasarkan penelitian, monyet dewasa yang lebih banyak melakukan pencurian dan dianggap lebih berani.

''Bahkan saat saya melakukan penelitian ini, monyet-monyet itu terus berusaha mencuri topi, kacamata, pena, kertas, bahkan data-data penelitian saya,'' tutur Brotcorne.

Namun, Brotcorne menuturkan, sebenarnya perilaku barter atau pertukaran bukanlah perilaku yang dilakukan hewan. Perilaku ini hanya dilakukan oleh manusia. ''Barter dan kemampuan bertukar tidak dikenal di dunia binatang. Itu biasanya diidentikan dengan perilaku yang khusus dilakukan oleh manusia,'' tuturnya.

Sementara menurut ahli primata dari Universitas John Moore Liverpool, Serge Wich, menuturkan, perilaku monyet-monyet di Uluwatu dapat menjadi penanda salah satu upaya adaptasi yang dilakukan primata. ''Itu adalah contoh spektakuler dari fleksibilitas perilaku primata untuk merespons perubahan lingkungannya,'' kata Wich.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement