REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kapal tanker Rusia melaju melewati rute laut utara tanpa pengawal pemecah es untuk pertama kalinya. Kondisi tersebut menurut para ahli dikarenakan perubahan iklim yang ekstrim.
Pemanasan global membuat rute laut utara menjadi lebih mudah dilalui sebab banyak es yang awalnya beku mencair. Christophe de Margerie dengan mudah bisa melalui jalurnya dan menyelesaikan perjalanan dari Hammerfest di Norwegia ke Boryeong di Korea Selatan hanya dalam waktu 19 hari.
Kapal tersebut menyelesaikan perjalanan perjalanan melewati Arktik 30 persen lebih cepat dari pada rute alternatif, melalui kanal Suez. Meskipun kapal tersebut memiliki kapal pemecah es, sebelumnya tidak mungkin melintasi rute es tanpa pengiring pemecah es tambahan.
"Ini sangat cepat, terutama karena tidak ada pengiring pemecah es yang sebelumnya ada dalam perjalanan," ujar juru bicara perusahaan pelayaran yang memiliki kapal tanker Sovcomflot Bill Spears, dikutip dari Dailymail, Sabtu (26/8).
Kapal dengan panjang 300 meter itu dapat melintasi laut es Arktik setebal 1,2 meter. Kapal tersebut membawa muatan liquefied natural gas (LNG) dengan dukungan bahan bakar konvensional untuk mengurangi emisi sulfur oksida dan nitrous oxide.
Fenomena mencairnya es tersebut sebenarnya sudah banyak diteliti dari pelbagai studi. Salah satunya temuan Universitas Harvard menunjukkan jika alga mikro sekarang dapat tumbuh di bawah es seluas 30 persen Samudra Arktik pada puncak musim panas di bulan Juli. Angka tersebut naik sekitar lima persen dari 30 tahun yang lalu.