REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan kerjasama dengan Universitas Kyoto Jepang. Kerja sama ini dilakukan untuk meneliti sumber energi alternatif dari salah satu jenis alang-alang yakni tanaman sorgum.
"Sorgum memiliki kandungan lignin yang tinggi. Tanaman ini juga tahan kekeringan dan penyakit sehingga tidak gampang rebah," ujar pelaksana tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto, di Laboratorium Kebun Raya Bogor, Bogor, Rabu (21/3).
Sorgum disebut mengandung biomassa lignoselulosa yang bisa dijadikan energi alternatif pengganti minyak dan gas bumi dengan adanya bantuan teknologi. Penelitian ini memiliki target dapat menggunakan sumber energi alternatif pada 2021.
Proyek kerjasama penelitian di laboratorium LIPI ini dinamakan Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS). Untuk menunjang penelitian, LIPI mendapatkan bantuan berbagai alat laboratorium sejumlah 53 unit dan bernilai total Rp 8 miliar dari Jepang.
Manajer Proyek SATREPS, I Made Sudiana meyakini tanaman sorgum memiliki potensi besar sebagai energi alternatif. Dirinya beranggapan sorgum mudah dikembangkan di lahan-lahan marjinal yang banyak terdapat di wilayah Indonesia seperti Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur.
Hasil produksi biomassa lignoselulosa ini nantinya bisa diekspor ke Jepang dan negara-negara lain yang membutuhkan energi alternatif tersebut. Penelitian yang dilakukan saat ini berfokus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian sorgum.
"Biasanya kadar (biomassa lignoselulosa) yang dihasilkan mencapai 40 sampai 50 ton. Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan kadarnya sampai 100 ton per hektar," ujar Made. Penelitian tersebut juga mengupayakan peningkatan intensitas panen dari dua kali setahun menjadi empat kali.