Senin 24 Sep 2018 08:29 WIB

Satelit NASA Hitung Laju Mencairnya Es di Permukaan Bumi

Setiap tahunnya, diperkirakan air laut naik lebih dari satu milimeter

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Gunung es di Kutub Utara kerap mencair
Gunung es di Kutub Utara kerap mencair

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lapisan es di permukaan bumi terus mencair seiring dengan naiknya suhu global. Setiap tahunnya, diperkirakan air laut naik lebih dari satu milimeter akibat semakin banyaknya es yang mencair di Greenland dan Antartika.

Untuk mendapatkan data yang akurat mengenai mencairnya es di permukaan bumi, NASA baru-baru ini meluncurkan satelit. NASA menyatakan satelit barunya yang bernilai satu miliar dolar AS itu bergerak untuk mengumpulkan data seberapa cepat es di bumi mencair.

Satelit bernama ICESat-2 yang mengudara setiap 91 hari akan memancarkan laser ke bumi sebagai sarana pengukuran. Pengukuran oleh satelit tersebut diklaim sangat presisi dan bisa menghitung hingga satuan sentimeter. Dengan demikian para ilmuwan bisa menghimpun data komperehensif mengenai laju pencairan es di muka bumi.

Dikutip dari Fox News, dengan data yang terkumpul para ilmuwan bisa menganalisis bagaimana es memberikan respons terhadap perubahan di atmosfer dan lautan. Para peneliti akan memperoleh gambaran apa yang menyebabkan es mencair atau tidak di satu area tertentu.

Ketika data-data mengenai ketebalan es dan laju pencairan sudah dianalisis, maka para ahli dapat memprediksi model kenaikan air laut di masa depan. "Kita melihat pemanasan global berdampak pada naiknya permukaan laut. Namun yang belum kita tahu adalah butuh berapa lama hingga lapisan es akan lenyap dan bagaimana cara kita mencegahnya," kata Helen Fricker, profesor bidang glasiologi di The Scripps Institution of Oceanography.

Helen juga terlibat dalam proyek ICESat-2 yang dilakukan NASA. Menurut Helen, data pertama yang dikumpulkan ICESat-2 akan tersedia pada pertengahan Oktober.

ICESat-2 yang dirilis pada 15 September silam mampu menyediakan data yang lengkap mengenai mencairnya lapisan es yang ada di seluruh dunia. "Dalam satu kali kedipan mata atau setengah detik ICESat-2 akan mengumpulkan lima ribu pengukuran dalam enam kali pancaran lasernya. Kerja itu akan berlangsung setiap jam dan setiap hari. Ini adalah kumpulan data yang hebat," kata Tom Neumann, ilmuwan yang menjadi deputi proyek tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement