REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- India bar saja mengirimkan satelit terberat, yaitu mencapai 5.854 kilogram atau 5,8 ton. Saat ini satelit, yang menggunakan roket dari Prancis itu telah memasuki orbit. India menyewa roket Prancis untuk membawa satelit, yang diperkirakan memiliki masa hidup 15 tahun, karena tidak memiliki roket untuk membawa muatan yang begitu besar.
Alasan India mengirimkan satelit raksasa tersebut adalah untuk meningkatkan layanan internet di negara tersebut. Dengan berat sekitar 5.854kg (12.906 lb), GSAT-11 adalah satelit komunikasi multi-band "paling canggih" India.
Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (Isro) meluncurkan satelit dari pelabuhan antariksa Kourou di Guyana Prancis. Ini akan ditempatkan di orbit geostasioner pada akhir bulan ini dan transpondernya akan diaktifkan.
Kepala Isro K Sivan mengatakan satelit akan memainkan peran penting dalam menyediakan layanan broadband di seluruh negeri. Para ilmuwan mengatakan akan menyediakan akses internet ke daerah-daerah terpencil khususnya wilayah kepulauan dan perbukitan di India.
Alasan memperkuat jaringan internet di daerah terpencil menjadi hal penting khususnya bila terjadi bencana alam atau keadaan darurat lainnya. Sivan juga mengatakan satelit ini juga akan membantu menyediakan konektivitas internet selama perjalanan udara di India.
Ada lebih dari 440 juta pengguna internet di India, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2022. Namun, kecepatan lambat atau kurangnya layanan masih mempengaruhi akses di daerah-daerah terpencil di mana tidak ada jalur konektivitas kabel.
Dalam beberapa tahun ini, India memang muncul sebagai negara utama pemain luar angkasa dengan puluhan satelit komunikasi dan cuaca.
Pada tahun 2014, India berhasil menempatkan kapal luar angkasa di orbit di sekitar Mars, menjadikannya negara pertama di dunia yang melakukan hal itu dalam upaya pertamanya. India juga meluncurkan 104 satelit dengan berbagai ukuran sekaligus pada tahun 2017, melampaui rekor sebelumnya yaitu 37 satelit yang diluncurkan oleh Rusia pada tahun 2014.
Ikuti Whatsapp Channel Republika