REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) berencana meluncurkan Satelit Nusantara Satu, satelit broadband pertama di Indonesia pada 22 Februari 2019. Ia diharapkan dapat mengatasi kesenjangan akses internet di berbagai pelosok Indonesia.
"Dengan peran internet yang semakin besar bagi perekonomian, satelit ini akan mampu memberikan nilai lebih bagi aktivitas ekonomi masyarakat," kata Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Hendra Gunawan melalui rilis yang diterima di Jakarta, Selasa (12/2).
Hendra menambahkan meningkatnya akses internet, khususnya di wilayah Indonesia Timur, tentunya akan berdampak positif bagi terbukanya peluang-peluang ekonomi baru. "Teknologi informasi adalah salah satu kunci kemajuan ekonomi modern saat ini. Satelit Nusantara Satu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap internet dan ini modal bagi kemajuan masyarakat di pelosok Indonesia," tambahnya.
Akses internet yang meluas juga akan memperkuat birokrasi yang efisien dan mendorong transparansi penggunaan dana di daerah, apalagi kini pemerintah pusat makin agresif menyalurkan dana pembangunan ke wilayah perdesaan.
"Nusantara Satu kami harapkan dapat membuka akses internet di 25 ribu desa di Indonesia," kata Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso.
Menurut dia, hal itu akan sangat strategis bagi percepatan ekonomi dan pengelolaan pembangunan, seperti halnya internet dan media sosial yang dapat membuka ruang pemasaran yang lebih luas bagi pelaku usaha mikro untuk mengembangkan bisnisnya di daerah dan juga sistem pelaporan anggaran desa yang kini harus dilakukan online.
Melalui satelit Nusantara Satu, PSN menargetkan 25 juta orang Indonesia mendapat akses untuk terkoneksi ke internet. Target pengguna internet ini diantaranya adalah pelaku usaha menengah kecil (UMKM), pengusaha cafe, warung-warung yang makin menjamur di daerah, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan masyarakat hingga Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Sampai akhir tahun ini kami harapkan ada 10 ribu desa yang sudah terkoneksi. Sampai saat ini sudah sekitar tiga ribuan dan dua puluh lima ribu desa itu selesai sekitar tahun 2020-2021," kata Adi.
Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia yang dibekali teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang dapat memberikan layanan internet kecepatan tinggi dengan kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan satelit konvensional di Tanah Air. Nusantara Satu memiliki kapasitas sampai dengan 15 Gbps atau sekitar 3 kali lipat kapasitas satelit konvensional
Kebutuhan total satelit broadband saat ini sebesar 189 transponder, namun baru 57 persen di antaranya atau 103 transponder yang mampu dilayani operator nasional.
Sisanya, yakni 86 transponder dilayani oleh operator asing yang memiliki slot orbit di atas wilayah Indonesia atau berjarak dekat dengan Indonesia.
Satelit Nusantara yang diproduksi oleh Space System Loral (SSL), sebuah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, akan diluncurkan di Cape Canaveral, Amerika Serikat menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari perusahaan Space-X.
Nusantara Satu juga dilengkapi dengan teknologi Next Generation Electric Propulsion yang membuat satelit menjadi cost effective dan efisien karena berat satelitnya menjadi sangat ringan dan tentunya menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.
"Sebagai perusahaan satelit swasta pertama dan pionir di industri satelit Nasional, PSN akan terus melakukan terobosan agar satelit dapat menjadi ujung tombak kemajuan Indonesia. Nusantara satu adalah salah satu bagian dari strategi jangka panjang PSN untuk mewujudkan hal itu," ujarnya.
Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 38 transponder C-Band dan Extended C-Band serta 8 spotbeam Ku-Band dengan total kapasitas bandwith mencapai 15 Gigabita per second (Gbps). Satelit ini juga memiliki bobot pada saat peluncuran yaitu sebesar 4.735 Kg, serta memiliki Spacecraft Power (EOL) sebesar 9985 watt.
Adapun cakupan Satelit Nusantara Satu meliputi seluruh wilayah Indonesia hingga Asia Tenggara. Setelah meluncur, satelit ini akan ditempatkan pada slot orbit 146 derajat bujur timur, tepat di atas Papua.
Kemudian, satelit akan dikendalikan melalui Satellite Control Center di Jatiluhur, Jawa Barat. PSN juga menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional ketika satelit telah mengorbit.