REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jupiter, planet terbesar di tata surya, diperkirakan akan terlihat dari bumi sampai Juli mendatang. Sejak 10 Juni kemarin, Jupiter mencapai posisi terdekatnya dengan bumi. Konfigurasi ini disebut dengan oposisi, di mana matahari berhadapan langsung dengan planet di langit.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menuturkan Jupiter masih bersinar cemerlangterutama dalam sepekan ini. Ini karena Jupiter masih memantulkan cahaya matahari hampir sepenuh piringannya sehingga bisa disebut Jupiter purnama.
Ia menambahkan planet yang terkenal dengan pancaran cahaya terang itu posisinya tidak akan banyak berubah. Jupiter masih di ufuk timur saat matahari terbenam. Planet Jupiter, ungkap dia, dapat diamati sampai menjelang matahari terbit.
Thomas menjelaskan tanpa menggunakan alat bantu Jupiter hanya bisa terlihat sebagai bintang terang. Sedangkan jika menggunakan teleskop kecil atau binokular masyarakat bisa melihat pita–pita yang khas dari Jupiter.
“Dengan teleskop pola khas atmosfernya dan beberapa satelitnya akan terlihat,” ujarnya kepada Republika, Rabu (12/6).
Untuk diketahui, Jupiter memiliki 67 satelit. Empat satelit terbesarnya disebut Galilean yang masing-masing bernama Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.
NASA dalam laman resminya mengumumkan planet yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium tersebut akan tampak lebih terang dari Bumi pada 10 Juni 2019 kemarin. Pada saat itu Jupiter, matahari, dan bumi berada dalam satu garis lurus.
Selain itu, NASA juga mengumumkan Juni ini merupakan bulan yang penuh fenomena astronomi. Masyarakat tidak hanya bisa melihat Jupiter namun juga bisa melihat fenomena lainnya. Dari tanggal 14 sampai 19 Juni masyarakat akan disuguhkan susunan indah Planet Saturnus, Jupiter, dan bulan yang berubah setiap malam saat bulan mengorbit bumi.