REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak lama para astronom percaya ada Planet Sembilan di tata surya. Itu berkaitan dengan adanya gaya gravitasi yang menganggu Sabuk Kuiper, area penuh es di tepian tata surya. Namun sebuah studi baru yang diterbitkan di server pra-cetak arXiv menunjukkan, objek misterius yang diduga sebagai planet sembilan itu mungkin merupakan lubang hitam purba.
Primordial Black Hole (PBH) adalah lubang hitam tua dan relatif kecil yang muncul setelah Big Bang. Para astronom memperkirakan PBH terbentuk sebagai akibat dari fluktuasi kepadatan di awal alam semesta. Mereka percaya PBH dengan massa terendah kemungkinan menguap dan lenyap, sedangkan PBH dengan massa yang lebih besar mungkin masih ada.
“Kami memikirkan kemungkinan bahwa objek yang dipercaya sebagai Planet Sembilan yang sulit dipahami ini, bisa jadi itu adalah lubang hitam yang purba,” kata Jakub Scholtz dari Durham University dan James Unwin dari University of Illinois di Chicago, dilansir Phys, Selasa (1/10).
Selama ini, kuatnya dugaan ada planet Sembilan mengacu pada dua anomali gravitasi yang belum terpecahkan dari objek yang sama: orbit anomali yang bersembunyi dibalik Neptunus dan temuan objek misterius yang dideteksi micro-lensing. Namun yang menarik menurut Scholtz dan Unwin, kedua peristiwa itu disebabkan oleh objek dengan massa diperkirakan antara 0,5 dan 20 dari massa Bumi.
Kendati cukup ilmiah, penelitian ini dinilai masih perlu dikaji kembali. Sebab jika objek itu benar PBH, maka seharusnya ia memiliki suhu Hawking yang sangat dingin dan daya pancarnya pun sangat kecil sehingga sulit dideteksi.
Untuk menjawab keraguan itu, Scholtz dan Unwin mengusulkan penghancuran lingkaran materi gelap di sekitar PBH. Lingkaran materi gelap seperti itu, jika dimusnahkan, dianggap mampu memberikan sinyal kuat yang dapat diidentifikasi dengan pengamatan. Untuk kemudian memberikan lebih banyak bukti, apakah hipotesa bahwa objek misterius itu adalah lubang hitam purba, benar atau tidak.