Selasa 01 Oct 2019 15:56 WIB

Elon Musk Umumkan Kendaraan untuk Capai Mars

Versi terbaru Starship akan dapat membawa hingga 100 orang ke Mars.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Elon Musk.
Foto: EPA
Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID,  BOCA CHICA — CEO SpaceX, Elon Musk memiliki kapal ruang angkasa yang diharapkan dapat mencapai planet lainnya di alam semesta. Kapal luar angkasa atau Starship Mk1 yang menjulang tinggi, merupakan sebuah prototipe untuk sistem peluncuran besar SpaceX yang dapat digunakan kembali.

Musk menjelaskan rencana untuk melakukan perjalanan antar planet ini dalam sebuah hari peringatan peluncurkan orbital pertama yang berhasil dari roket pertama SpaceX, Falcon 1. Versi terbaru Starship akan dapat membawa hingga 100 orang ke bulan, Mars atau tujuan lain di luar angkasa atau di sekitar Bumi, katanya. Tingginya 387 kaki (118 meter) dan sepenuhnya dapat digunakan kembali, dengan perputaran cepat.

Baca Juga

Ini adalah roket yang akan membawa pengusaha Jepang Yusaku Maezawa dan beberapa seniman dalam perjalanan mengelilingi bulan pada 2020 mendatang. SpaceX pernah meluncurkan perjalanan wisata ruang angkasa yang direncanakan tahun lalu.

"Ini, saya pikir, hal yang paling menginspirasi yang pernah saya lihat. Saya bangga bahwa ini adalah pekerjaan luar biasa dari tim yang hebat untuk membuat kendaraan luar angkasa ini,” ujar Musk dalam sebuah pernyataan dilansir Space, Selasa (1/10).

Musk juga berterima kasih kepada Maezawa atas dukungan yang diberikan selama ini. Miliarder itu diektahui telah berkontribusi dalam jumlah besar untuk membantu SpaceX melakukan pengembangan Starship.

Musk telah lama mengatakan bahwa tujuan utama SpaceX, sejak didirikan pada 2002 adalah untuk membantu menjadikan manusia sebagai spesies multiplanet. Perusahaan ini sudah mengembangkan roket Falcon 9 dan Falcon Heavy yang dapat digunakan kembali, serta kapsul kargo Dragon dan kapal Crew Dragon baru untuk para astronaut.

SpaceX memiliki landasan peluncuran di Florida, California, dan sekarang Boca Chica, tempat perusahaan itu melakukan terobosan di lokasi pengujian pada 2014. Musk mengatakan Mars merupakan tujuan utama dari pengembangan kendaraan luar angkasa ini.

“Ini adalah jalur tercepat menuju kota mandiri di Mars,” ujar Musk.

Konsep StarsX SpaceX telah mengalami evolusi roket dalam tiga tahun, sejak Musk pertama kali meluncurkannya ke dunia pada September 2016 di pertemuan International Astronautical Union di Meksiko. Saat itu, ia mengungkapkan tentang Sistem Transportasi Antarplanet, atau ITS, untuk kolonisasi Mars.

ITS mengharuskan  pesawat ruang angkasa yang sepenuhnya dapat digunakan kembali (dengan dua sirip) dan booster yang tingginya 400 kaki (122 m) ketika dirakit. Tahap pertama akan memiliki 42 mesin Raptor generasi berikutnya, dan booster akan selebar 40 kaki (12 m).

Pesawat ruang angkasa akan memiliki sembilan Raptors. Roket Falcon 9 SpaceX memiliki sembilan mesin Merlin pada tahap pertama mereka dan tahap pertama Falcon Heavy memiliki 27 Merlin.

Musk memperbarui desain pada 2017, menyebutnya Big Falcon Rocket, atau BFR. Rencana itu membutuhkan sistem peluncuran yang tingginya 348 kaki (106 meter) dan lebar 30 kaki (9 m). Boosternya akan memiliki 31 mesin Raptor, sedangkan pesawat ruang angkasa di atasnya akan memiliki enam.

Kemudian, pada 2018, Musk meluncurkan desain lain dengan nama Starship, sebuah pesawat ruang angkasa baja stainless yang ramping dengan tiga sirip ekor yang akan berdiri lebih tinggi dari prekursor 2017, dengan ketinggian 387 kaki (118 m). Pesawat ruang angkasa ini masih akan ditenagai oleh enam mesin Raptor, dengan hingga 37 Raptors yang mendukung booster atau yang sekarang disebut dengan Super Heavy.

Hingga saat ini, SpaceX masih memiliki tumpukan Starship-Super Heavy setinggi 387 kaki, dengan enam Raptors di pesawat ruang angkasa. Jumlah mesin pada Super Heavy dapat bervariasi dari penerbangan ke penerbangan; Musk mengatakan roket itu memiliki ruang hingga 37 Raptors, dan setiap misi mungkin akan membutuhkan setidaknya 24.

"Starship akan memungkinkan kita untuk menghuni dunia lain. Untuk membuat hidup seperti yang kita kenal sebagai antarplanet,” jelas Musk.

Sementara itu, NASA masih menunggu SpaceX untuk menyelesaikan pesawat ruang angkasa Dragon Crew yang akan menerbangkan para astronaut. Badan antariksa telah memilih SpaceX dan perusahaan lain seperti Boeing untuk menyediakan penerbangan awak komersial ke stasiun.

SpaceX telah meluncurkan uji terbang Crew Dragon tanpa pilot ke stasiun ruang angkasa tahun ini, namun tes sistem berikutnya gagal, yang mengarah pada penghancuran kendaraan. Perusahaan ini bertujuan untuk melanjutkan tes sistem pada akhir tahun ini sebelum penerbangan uji kru pertama.

Administrator NASA Jim Bridenstine, tampaknya tidak senang dengan keterlambatan selama bertahun-tahun dari Crew Dragon, serta pesawat ruang angkasa Boeing Starliner. Secara khusus  setelah melihat SpaceX membangun Starship Mk1 tahun ini sebelum penerbangan uji coba.

"Saya menantikan pengumuman SpaceX besok," tulis Bridenstine pada akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement