Selasa 12 Nov 2019 10:31 WIB

Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan Jadi Prioritas Indonesia

Riset bidang kesehatan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nora Azizah
Penelitian (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Penelitian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan, riset dan inovasi di bidang kesehatan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Sebab, bidang tersebut dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat.

Ia mengatakan, dalam mengembangkan sumber daya manusia yang unggul salah satu caranya adalah menjaga kesehatan mereka. Selain itu, perlu disiapkan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau baik akses maupun harga oleh seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga

Bambang mengungkapkan saat ini bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan di rumah sakit Indonesia sebagian besar masih berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, ia mendorong lembaga riset dan perguruan tinggi Indonesia.

"Kita masih mengimpor sekitar 90 persen bahan baku obat untuk memenuhi perbaikan pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu melakukan perubahan paradigma pembangunan kedepan dengan SDM yang unggul, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merubah paradigma pembangunan ekonomi kita dari Resource Based Economy ke Innovation Based Economy," kata dia, saat menghadiri Dies Natalis Universitas Airlangga (Unair), Senin (11/11).

Ia menjelaskan dalam keterangan yang diterima Republika, perkembangan iptek kedokteran dan obat yang sangat cepat yang menuntut kesiapan SDM dan fasilitas pelayanan kesehatan di dalam negeri. Selain itu, daya saing dan kemandirian industri farmasi serta industri alat kesehatan Indonesia sebagai perlu ditingkatkan.

"Inovasi tidak dilaksanakan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilakukan melalui sinergi antara semua stakeholders nasional antara lain Akademisi, Bisnis dan Pemerintah atau biasa disebut Triple-Helix," kata dia.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan dalam rangka pelaksanaan strategi riset dan inovasi, diperlukan dukungan penuh semua pihak untuk membawa hasil-hasil riset menjadi inovasi. Selanjutnya, inovasi tersebut harus bisa dikembangkan menjadi bisnis-bisnis baru atau membantu industri kesehatan dan industri lain nasional dalam meningkatkan daya saing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement