REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog Polandia telah menemukan jejak transformasi barang kuno. Hal itu ditemukan di situs penggalian metalurgi zaman besi yang berada di gurun Rub al-Khalil di Saruq al-Hadid, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Seperti diwartakan The First News, Senin (13/1) teknik transformasi itu telah digunakan oleh manusia yang hidup 3.000 tahun yang lalu. Peneliti menyebut mereka merupakan pionir dalam teknik transformasi barang.
Mereka menggunakan kembali elemen keramik yang rusak dan diolah menjadi berbagai peralatan. Peneliti menemukan sejumlah barang yang terbuat dari tembaga, perunggu, besi dan logam mulia seperti emas dan perak.
Arkeolog memprediksi bahwa penduduk di lokasi yang sudah tertutup pasir itu tengah mengalami periode kemakmuran. Ketika itu, kawasan pemukiman merupakan oasis atau kompleks oasis dengan sejumlah besar pohon dan bahkan danau.
"Ini adalah satu-satunya penjelasan untuk lokasi tungku produksi logam di tempat yang sekarang merupakan gurun yang tak berujung," kata salah seorang Arkeolog, Karol Juchniewicz.
Dia mengatakan, para arkeolog takjub dengan jejak temuan masa lampau yang setara dengan upcycling. Dia mengungkapkan, merupakan sebuah fakta menarik bahwa masyarakat dari beberapa ribu tahun yang lalu telah menerapkan teknik daur ulang.
"Bejana keramik yang rusak tidak dibuang melainkan hanya sedikit dimodifikasi dan digunakan sebagai alat,” kata Juchniewicz lagi.
Penggalian di gurun Rub al-Khalil telah dimulai pada
2002 lalu. Dalam penggalian baru-baru ini, arkeolog telah menemukan 2.600 benda logam.
Juchniewicz menuturkan, temuan benda itu berupa senjata, dekorasi, perhiasan dan barang magis semisal patung-patung ular dan lain-lain. Dia melanjutkan, mayoritas peratalan itu dibuat sekitar 3.000 tahun yang lalu.
"Tetapi para peneliti sekarang tahu bahwa pembuatan logam telah dilakukan di lokasi bahkan 1000 tahun sebelumnya," katanya.
Selama lebih dari 500 tahun Saruq al-Hadid merupakan pusat metalurgi pada skala industri. Kawasan itu mengkhususkan diri dalam peleburan tembaga.
Lapisan terak hitam yang luas ditemukan di area lebih dari 1 kilometer persegi itu menunjukkan skala produksi yang berlangsung hingga periode pra-Islam atau sekitar 300 masehi.