Rabu 29 Jan 2020 05:17 WIB

Ilmuwan Deteksi Ledakan Pembentukan Bintang

Pembentukan bintang itu menghasilkan ledakan gelombang panas.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Langit malam berbintang/ilustrasi
Foto: Pixabay
Langit malam berbintang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti telah meneliti adanya ledakan cepat dari bintang yang baru lahir. Ledakan itu kuat seperti laser. Ada tiga ledakan yang dideteksi ilmuwan.

Dilansir di laman Vice, Selasa (28/1), ilmuwan mengamati dalam sebuah protobintang besar yang terletak sekitar 22 ribu tahun cahaya dari Bumi, yaitu G358-MM1. Pada Januari 2019 lalu, para astronom menangkap ledakan cepat dari sebuah alat dalam rentang gelombang mikro.

Baca Juga

Ledakan itu sangat kuat seperti laser di bagian gelombang mikro dari spektrum cahaya. Ledakan menunjukkan bahwa bintang kecil ini telah mengirimkan gelombang panas yang kuat.

Menurut sebuah studi baru-baru ini di Nature Astronomy, ledakan ini merupakan sebuah peristiwa yang jarang ditangkap oleh para astronom. Penelitian ini dipimpin oleh seorang astronom di National Astronomical Observatory of Japan, Ross Burns.

Para penulis penelitian ini menunjukkan, gelombang panas itu dipicu oleh ledakan akresi. Artinya, bintang kecil itu tiba-tiba menelan sejumlah besar gas dan debu dari sekitarnya.  Masuknya material baru memicu flare radiasi termal yang berasal dari G358-MM1, berjumlah sekitar delapan persen dari kecepatan cahaya.

Ledakan telah disaksikan di dua bintang muda lainnya, dengan deteksi pertama kali pada 2016. Namun tim Burns adalah yang pertama yang mengkoordinasikan beberapa teleskop radio observasi, setelah adanya deteksi awal dari Teleskop Hitachi di Ibaraki, Jepang.

“Sebagai hasil dari tindak lanjut, temuan G358-MM1 baru itu disebut merupakan pengamatan intensif pertama yang dilakukan selama timbulnya ledakan dalam bintang bermassa tinggi," kata Burns dan rekan-rekannya dalam penelitian ini.

Strategi multi-teleskop ini dikembangkan oleh sebuah kolaborasi internasional para ilmuwan yang didedikasikan untuk ledakan-ledakan besar bintang yang lesu, yang disebut Masers Monitoring Organisation (M2O).

Kolaborasi ini ditujukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang kelahiran bintang-bintang masif, di antara fenomena kosmik lainnya. Peristiwa ini juga yang memicu gelombang panas yang dapat dideteksi ini, sebagai bagian dari proses pembentukannya.

Berbeda dengan pertumbuhan pada kecepatan yang stabil, bintang-bintang seperti G358-MM1 'diberi makan' gumpalan besar debu dan gas yang memicu evolusi mereka menjadi bintang bermassa tinggi.

Data yang diperoleh oleh kelompok teleskop radio juga menemukan bahwa ledakan dari G358-MM1 memiliki profil yang berbeda dari dua deteksi sebelumnya.  Denyut di sekitar bintang muda itu berkilau dan memudar lebih cepat daripada dua semburan itu, dan tidak cukup bercahaya.

Mereka melanjutkan, sangat mungkin bahwa kelas peristiwa ini akan terdiversifikasi karena investigasi tindak lanjut ledakan akresi dilaporkan. Dengan kata lain, para ilmuwan sedang mengembangkan metode yang setara dengan USG untuk sistem bintang embrionik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement