REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Badan Antariksa Jepang (JAXA) telah menyelesaikan rencana misi penyelidikan ke bulan-bulan di Mars, yaotu Phobos dan Deimos. Termasuk dalam rencana itu adalah dikerahkannya pendarat yang ambisius untuk mengumpulkan sampel dari Phobos yang dibawa ke Bumi.
JAXA menyerahkan rencana tersebut kepada kementerian ilmu pengetahuan Jepang pada Rabu (19/2) lalu. Melalui jejaring sosial Twitter, akun resmi Martian Moons Exploration (MMX) juga mengumumkan bahwa secara resmi telah beralih dari desain ke fase operasi pengembangan.
Diperkirakan total biada untuk misi penyelidikan bulan Mars dapat mencapai 417 juta dolar AS. Rencana saat ini adalah menyerukan peluncuran probe pada roket H-3 pada 2024. Ini merupakan pendorong baru yang dibuat oleh Mitsubishi Heavy Industries dan diperkirakan akan debut akhir tahun ini atau pada 2021.
Pesawat ruang angkasa MMX akan memasuki orbit di sekitar Mars pada 2025 dan kembali ke Bumi pada 2029. Sebelumnya, Jepang tercatat memiliki pengalaman dengan misi sejenis di Tata Surya. Seperti Hayabusa-2 yang berhasil mengambil material dari permukaan asteroid Ryugu dan dijadwalkan mengembalikan sampel asteroid ke Bumi pada akhir tahun ini.
Dengan diameter hanya 23 kilometer, Phobos memiliki gravitasi permukaan sekitar seperseribu Bumi. Tim MMX mengatakan rencana untuk bekerja pada pendarat berukuran kecil yang mirip dengan Hayabusa-2 untuk misi Mars, bekerjasama dengan badan antariksa Jerman dan Prancis.
Hingga saat ini belum ada wahana antariksa yang diterbangkan ke Mars dengan tujuan mempelajari bulan-bulan kecil maupun materi yang pernah dikumpulkan darinya. Para ilmuwan akan tertarik untuk mempelajari permukaan bulan yang seharusnya dapat membantu memahami pembentukan planet terestrial.
Phobos dan Deimos penting untuk dipahami apakah ditangkap asteroid atau fragmen dari Mars. Lebih rinci mengenai permukaan Phobos juga sangat penting karena ada kemungkinan misi manusia pertama ke planet merah itu akan melakukan pendaratan di sana, mengingat gravitasi yang jauh lebih kecil di sana.
Dengan demikian, akan lebih mudah bagi astronot meninggalkan Phobos untuk perjalanan kembali ke Bumi, dibandingkan dari permukaan Mars langsung.