REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Badai matahari terbesar dalam lima tahun sedang menuju ke bumi dengan kecepatan 4 juta mil per jam. Badai ini kemungkinan akan berefek pada penerbangan dan jaringan listrik.
Letusan pada permukaan matahari, yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME), telah menyebabkan sejumlah besar partikel surya menuju Bumi. Berdasar kecepatannya, partikel akan sampai ke permukaan Bumi besok, demikian pernyataan Badan Meteorologi Inggris.
Prakirawan badan ini telah menyarankan maskapai mereka untuk mengubah rute pesawat dari dekat daerah kutub di mana radiasi yang disebabkan oleh badai mungkin paling intens. Pada saat yang sama, pemasok energi telah memperingatkan bahwa jaringan listrik nasional juga bisa terpengaruh.
Badai matahari juga dapat menyebabkan masalah komunikasi, seperti pemadaman radio, mempengaruhi satelit, mengganggu jaringan pipa minyak, dan membuat sistem posisi global (GPS) kurang akurat. "Imbasnya mungkin bisa mulai dirasakan besok pagi," tambah juru bicara badan ini.
Badai matahari ini juga akan meningkatkan peluang munculnya aurora borealis atau Cahaya Utara yang terlihat jika cuaca cerah dari Inggris.
Tapi Gemma Plumb, seorang prakirawan Meteogroup, mengatakan sebagian besar Inggris akan berawan selama badai matahari. Dari tengah malam akan ada awan luas sehingga visibilitasnya terbatas," katanya.
Prakirawan cuaca badan Antariksa AS, NASA, partikel matahari ini akan menabrak bumi pada kecepatan 4 juta mil per jam (setara 6,4 juta km per jam).
Fisikawan NASA, Alex Young mengatakan, "Ini bisa memberi kita sedikit sentakan." Badai matahari kemungkinan akan berlangsung hingga Jumat pagi waktu Inggris, meskipun letusan lebih lanjut dapat mengikutinya.
Di Amerika Utara, aurora bisa meregang ke selatan , tapi bulan purnama akan membuatnya sulit terlihat, kata Joe Kunches, seorang ilmuwan untuk National Oceanic and Atmospheric Administration.
Badai matahari mengganggu teknologi di Bumi melalui tiga cara: dengan emisi magnetik, radio, dan radiasi. Ini merupakan situasi yang tidak biasa ketika ketiga jenis emisi cenderung kuat, kata Kunches.
Pada tahun 1989, badai matahari mengganggu jaringan listrik di Quebec, Kanada, menyebabkan 6 juta orang tanpa listrik.
Harlan Spence, astrofisikawan di University of New Hampshire yang juga peneliti utama pada teleskop Ray Cosmic untuk Effects of Radiation (CRaTER) mengatakan matahari berada pada siklus aktif 11 tahunan, dengan puncak diharapkan tahun depan.
"Ini adalah pertanda jelas bahwa Matahari sedang bangun," kata Spence pada Reuters.