Rabu 19 May 2010 02:52 WIB

SMS Gratis Tidak Merugikan Konsumen Maupun Operator

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Program layanan SMS Gratis lintas operator yang ditawarkan operator telekomunikasi kepada konsumen dinilai masih batas wajar, dan lumrah dalam persaingan bisnis seluler.

"Fitur penawaran "SMS Gratis" hanya potongan harga atau diskon, sehingga tidak ada indikasi merugikan konsumen," kata Sekjen Masyarakat Telematika (Mastel), Mas Wigrantoro Setiadji, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Mas Wigrantoro menuturkan, regulator tidak perlu khawatir atas penawaran "gratis" tersebut karena operator lebih tahu kondisi masing-masing. "Pelanggan juga mulai belajar memilih layanan telekomunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan perilakunya dalam bertelekomunikasi," kata Mas Wigrantoro.

Saat ini perang tarif yang dibungkus dengan program "SMS Gratis" sedang marak. Operator saling berlomba menawarkan bonus SMS, bonus percakapan dan bonus data kepada pelanggan dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sejak awal Januari 2009 sudah memberi pelarangan SMS Gratis lintas operator. Langkah tersebut dianggap sesuai dengan acuan Peraturan Menteri Kominfo No. 9/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Jasa Telekomunikasi Yang Disalurkan Melalui Jaringan Bergerak Seluler, khususnya Pasal 19.

Pelarangan untuk mencegah pengiriman sms dalam jumlah besar (spamming) ke operator lain karena volume trafik yang sangat besar bisa mengakibatkan terganggunya performa jaringan operator penerima. Kenyatannya, tidak satupun yang memenuhi himbauan regulator, dan tetap menawarkan dalam paket promosi yang masanya terus diperpanjang.

Menurut Mas Wigrantoro, operator adalah perusahaan yang mencari keuntungan, untuk membangun jaringan dan melayani pelanggan memerlukan modal yang harus dikembalikan bersama profit.

Dengan begitu diutarakan Mas Wigrantoro, argumen regulator bahwa "SMS Gratis" dapat menurunkan kualitas layanan, tidak sepenuhnya benar. "Tidak ada operator yang dirugikan, justru pelanggan merasa diuntungkan (dengan tarif yang sama benefitnya lebih banyak)," tegasnya.

Ia menambahkan, fenomena perang tarif dengan memberikan serba gratis itu terkait dengan fase industri telekomunikasi yang sudah memasuki rezim persaingan. Awalnya, masing-masing operator sibuk memenuhi komitmen pembangunan jaringan dan layanan di seluruh wilayah yang menjadi daerah kerjanya.

Menurut catatan, jumlah pelanggan tiga besar seluler pada kuartal I 2010, Telkomsel 82 juta nomor, Indosat 39,1 juta, dan XL Axiata 32,9 juta.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement