Kamis 17 Jun 2010 05:48 WIB

Menambah Pinter Desa Pinter (2)

Red: taufik rachman
Desa Pinter : Peresmian desa Kaliau, kecamatan Sanjingan Besar, Sambas sebagai Desa PInter ke-60
Foto: taufik rachman
Desa Pinter : Peresmian desa Kaliau, kecamatan Sanjingan Besar, Sambas sebagai Desa PInter ke-60

REPUBLIKA.CO.ID, Keterbatasan pasokan listik menjadi kendala bagi implementasi Desa Pinter. Kendala yang sama dihadapi pada pengembangan akses telekomunikasi dan informatika pedesaan. Tidak hanya listrik, sebenarnya, kendala yang dihadapi dalam pengembangan telekomunikasi pedesaan, namun juga koneksi. Masih terbatasnya jaringan serat optik di Indonesia menjadi kendala bagi penetrasi layanan telekomunikasi, baik kabel maupun seluler. Masalah ini masih diperberat dengan kondisi geografis pedesaan, serta dukungan sarana dan sarana yang dimiliki pedesaan. Tak mengherankan apabila penetrasi telekomunikasi di pedesaan berjalan lambat.

Perkembangan menarik terjadi setelah Telkomsel berhasil mengembangkan desain teknologi untuk remote area. Desain teknologi ini merupakan sinergi antara teknologi global sysrems for mobile dengan internet protocol (GSM-IP). Desain teknologi yang dikembangkan Telkomsel berhasil mengatasi berbagai kendala yang dihadapi bagi pengembangan akses telekomunikasi di remote area, baik berupa keterbatasan koneksi, pasokan listrik, hingga kondisi geografis. Lebih dari itu, desain teknologi ini efisien dari segi biaya, simpel dalam tataran implementasi atau deployment serta mudah perawatannya.

Desain teknologi yang kemudian diberi nama Telkomsel Merah Putih ini, sebagaimana pernah disampaikan penggagasnya Kiskenda Suriahardja dirancang untuk penyediaan akses telekomunikasi di remote area. Dalam satu wawancara dengan penulis Kiskenda yang saat itu menjabat Dirut Telkomsel mengungkapkan dari sekitar 30 ribu desa yang belum terjangkau akses telekomunikasi, ada sekitar 10 ribu titik yang masuk kategori blank spot. Sisanya merupakan wilayah dengan sinyal lemah atau kurang dan bisa disolusi dengan penguatan sinyal dan penambahan antena yagi

Telkomsel berencana menyediakan akses pada 10 ribu titik blank spot melalui program Telkomsel Merah Putih. Program yang dicanangkan tahun 2008 ini diharapkan bisa tuntas dalam waktu dua hingga empat tahun. Ia sekaligus menjadi program ekspansi Telkomsel ke pedesaan, setelah berhasil menuntaskan program penyediaan akses telekomunikasi di ibukota kecamatan (IKC) di seluruh ibukota kecamatan dalam periode 2005-2008.