Rabu 18 Jul 2012 19:33 WIB

Roket Rusak, Peluncuran Satelit Telkom-3 Kembali Molor

Ilustrasi satelit
Foto: AP
Ilustrasi satelit

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Peluncuran satelit Telkom-3 milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk kembali mundur dari jadwal semula pada pertengahan Juni 2012.

"Peluncuran satelit Telkom-3 terpaksa mundur lagi karena ada kerusakan pada roket peluncurnya," kata Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Menurut Honesti, kepastian kerusakan roket peluncur diketahui pada awal awal Juni 2012 setelah roket yang dimaksud akan digunakan oleh salah satu perusahaan.

"Ada perusahaan yang mau meluncurkan satelit sebelum kami (Telkom). Tapi ternyata roketnya mengalami kerusakan. Perusahaan dari negara mana, saya tidak tahu," ujar Honesti.

Untuk itu ia menjelaskan, Telkom masih menunggu hasil investigasi sampai semua "clear" sekaligus memastikan kapan satelit tersebut dapat diluncurkan.

Diketahui sejak tahun 2008, Telkom bersama dengan perusahaan satelit Rusia, Retshesnev, membangun satelit Telkom-3 dengan investasi sekitar 200 juta dolar AS.

Sedianya ditargetkan meluncur pada Agustus 2011, namun mengalami penundaan menjadi akhir 2011 meskipun terpaksa diundurlagi menjadi akhir sekitar Juni 2012.

Satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri atas 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext, C-band, dan 4 transponder @36 MHz, 6 transponder @54 MHz Ku-Band.

Dari 42 transponder satelit Telkom-3 tersebut, sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group.

Adapun cakupan geografis satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext C-band (Indonesia dan Malaysia), serta Ku-Band (Indonesia).

Menurut Honesti, penundaan pengorbitasn satelit merupakan hal yang biasa dalam industri sateli.

"Bahkan menit-menit terakhir bisa dibatalkan baik karena teknis maupun karena masalah cuaca," ujarnya.

Meski demikian ia mengakui, akibat penundaan tersebut tetap mengalami kerugian meskipun dalam jumlah kecil.

"Pasti ada kerugian, Tapi kita kan masih memiliki satelit yang saat ini beroperasi yaitu Telkom-2," ujarnya.

Ketika ditanya mengapa Telkom memilih perusahaan Rusia untuk membangun satelit Telkom-3, Honesti mengatakan, bahwa Rusia memiliki teknologi ruang angkasa yang sudah bagus namun harganya murah.

"Pemilihan perusahaan Rusia dilakukan melalui "bidding" (seleksi), bukan penunjukan langsung," kilahnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement