Rabu 22 May 2013 23:04 WIB

Nelayan Korban Bom Ikan Tidak Terkait Teroris

Red: Yudha Manggala P Putra
Nelayan menggunakan bom untuk mendapatkan ikan.
Foto: ANTARA
Nelayan menggunakan bom untuk mendapatkan ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Camat Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Zulkhairi mengatakan tiga korban bom ikan yang meledak di perairan Pulau Malang Merah, Desa Numbing tidak terkait dengan tindakan teroris.

Zulkhairi menyatakan hal tersebut setelah ia dan pasukan Brimob dibantu Polres Bintan melakukan penggeledahan di rumah nelayan yang tewas.  "Ada tiga rumah yang digeledah dan di rumah korban nelayan yang tewas tersebut ditemukan alat-alat tradisional untuk merakit bom ikan," kata Zulkhairi yang dihubungi dari Tanjungpinang, Rabu (22/5).

Zulkhairi mengatakan, penggeledahan yang dilakukan pasukan Brimob dengan alat pendeteksi bahan peledak tersebut tidak ada hubungannya dengan tindakan teroris yang didugakan kepada korban. "Tidak ada hubungannya dengan tindakan teroris, yang ditemukan murni alat-alat tradisional yang digunakan untuk bom ikan," kata Camat.

Bom ikan yang meledak pada Selasa (21/5) sekitar pukul 14.00 WIB tersebut menewaskan Saniman (47) dan Pendi (27) yang merupakan kakak beradik, sementara korban selamat Sumardi saat ini sedang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Pencarian yang dilakukan warga dan pihak kepolisian di lokasi kejadian hanya menemukan jempol kaki dan paru-paru korban, diduga kuat jasad korban hancur terkena bom ikan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement