Jumat 15 Aug 2014 09:26 WIB

Sikapi Ebola, Calhaj Diminta tidak Panik (2-habis)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjidil Haram
Foto: Natalia Endah Hapsari/Republika
Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID,

Kehati-hatian perlu terus dijaga.

Namun, diakui Abdul Djamil, sejauh ini ia belum mendapatkan informasi penolakan visa haji untuk jamaah Indonesia dari Pemerintah Arab Saudi.

Terkait keberadaan ebola, Inspektur Jenderal Kemenag M Jasin mengimbau seluruh panitia daerah siaga sebelum kedatangan jamaah haji pertama kali di asrama haji pada 31 Agustus.

Kesiagaan tersebut, lanjut dia, ditunjukkan oleh kesiapan pelayanan penerbitan dokumen administrasi keberangkatan jamaah haji, juga menyiapkan sarana prasarana serta sanitasi kamar tidur di asrama haji.

"Kesiapan sarana kesehatan ini meliputi keberadaan dokter umum, spesialis, dan obat-obatan," paparnya. Sebab, dengan hal tersebut, panitia dapat melakukan deteksi dini terhadap jamaah yang mengalami gangguan kesehatan.

Secara terpisah, Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia Syamsul Maarif menyarankan Menteri Agama untuk mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala Kemenag daerah di tingkat kabupaten/kota.

Mereka diminta agar memberikan penjelasan khusus kepada calon jamaah haji terkait virus ebola dan cara mengantisipasinya sebelum keberangkatan pada 1 September. "Terutama, untuk kloter-kloter awal," katanya saat dihubungi melalui telepon, Senin (11/8).

Penjelasan tersebut, menurutnya, penting agar informasi mengenai ebola yang masih simpang siur tidak meresahkan jamaah haji. Terlebih, kabar menyebut, virus ebola lebih berbahaya dari pada MERS CoV yang sempat pula membuat gegar, beberapa waktu lalu.

Karena itu, ia menyarankan agar Kemenag segera bekerja sama dengan Kemenkes untuk mencari kejelasan penyebaran virus ebola dilanjutkan dengan sosialisasi antisipasi agar jamaah haji terlindung dari virus mematikan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement