REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik Chaseiro yang beranggotakan Candra Darusman, Helmie Indrakesuma (alm), Aswin Sastrowardoyo, Edi Hudioro, Irwan Indrakesuma, Rizali Indrakesuma, dan "Omen" Norman Soni Sontani adalah inspirasi bagi musisi Ikang Fawzi.
"Mereka mewakili pemusik yang juga scholar, dan ini penting," kata Ikang ditemui usai konser tunggal Chaseiro bertajuk "Semangat Jiwa Muda" di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (31/5) malam.
Chaseiro yang terbentuk pada 1978 berawal dari sekumpulan mahasiswa yang berasal dari fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ekonomi dan Kedokteran Universitas Indonesia.
Dia mulai mengenal Chaseiro saat duduk di bangku SMA, kala itu grup musik tersebut sedang naik daun. Ikang yang melanjutkan pendidikan di FISIP UI praktis menjadi junior dari anggota Chaseiro.
"Mereka semua senior saya di UI, banyak pelajaran yang bisa didapat dari mereka," ujar Ikang yang berharap pemuda masa kini dapat terinspirasi dari Chaseiro.
Selama 37 tahun berkawan, setiap anggota Chaseiro sudah memiliki kesibukan masing-masing, seperti Aswin yang berprofesi sebagai dokter, Candra bekerja di World Intellectual Property Organization cabang Singapura dan Rizali Duta Besar Indonesia untuk India. Semua kecuali Rizali bisa meluangkan waktu untuk berkumpul dan menggelar konser tunggal ketiga.
Musisi rock bernama lengkap Ahmad Zulfikar Fawzi itu memuji kualitas pertunjukan Chaseiro yang dipersiapkan dalam waktu singkat. "Dengan waktu sedikit yang mereka punya, musiknya optimal," ujar suami Marissa Haque itu.
Chaseiro menggelar konser tunggal ketiga bertajuk "Semangat Jiwa Muda" yang diramaikan oleh musisi lain seperti Tohpati, Tompi, Ucie Nurul, Teza Sumendra, Iwang Gumiwang dan Riza Arshad.
