Rabu 09 Sep 2015 16:58 WIB

Perbanas: Anjloknya Nilai Rupiah Belum Mengganggu Kinerja Perbankan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sigit Pramono
Foto: Republika/Darmawan
Sigit Pramono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono menyatakan, kondisi nikai tukar saat ini belum mengganggu kinerja perbankan nasional. Bank sudah sering melakukan stress test dan kondisi perbankan tidak ada masalah.

Namun, yang harus diwaspadai adalah daya tahan para pelamu di sektor riilnya atau debitur perbankan. Sebab, jika debitur mengalami masalah keuangan karena sales penjualannya turun, akan mengurangi kewajiban membayar ke bank. "Nah ini yang bisa meningkatkan NPL dan akhirnya banknya kena juga," ujarnya kepada watawan di sela-sela pameran Indonesia Banking Expo di JCC Senayan, Rabu (9/9).

Oleh sebab itu, Perbanas menyarankan kepada Presiden lebih baik memberikan insentif lebih banyak pada sketor riil, karena problemnya bukan di sektor perbankan. Selain itu juga mengoptimalkan koordinasi melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK)

Pelemahan rupiah lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, sehingga tidak bisa dikendalikan, melainkan harus dimitigasi. Oleh sebab itu, dia menilai perlunya meningkatkan cadangan devisa dengan berbagai cara. Seperti meningkatkan produksi dalam negeri untuk barang substitusi impor.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan nilai tukar adalah bagian dari kondisi dunia. Dari Januari-Agustus, rupiah terdepresiasi sekitar 14 persen, sedangkan Brasil 44 persen, Turki 25 persen.

"Kalau Indonesia 14 persen itu karena memang faktor luar dan khususnya karena ada penguatan dolar dan ada rencana AS menaikkan tingkat bunga," jelasnya

Terlebih kebijakan pemerintah Cina mendevaluasi yuan semakin membuat adanya pergerakan volatilitas nilai tukar. "Tapi secara umum Indonesia rupiahnya dalam keadaan baik dan kita harapkan ini kejadian yang sifatnya temporary, sementara," ucapnya.

Bank Indonesia juga akan selalu ada di pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar dana melakukan intervensi dalam batas yang wajar.

Pergerakan nilai tukar rupiah berdasarkan Bloomberg Dollar Index menunjukkan penguatan. Rupiah ditutup di level Rp 14.261 pada Rabu, menguat 0,13 persen atau 19 poin dibandingkan penutupan Selasa di level Rp 14.280 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia, kurs tengah rupiah juga menguat pada Rabu di level Rp 14.244 per dolar AS, dibandingkan Selasa di level Rp 14.285 per dolar AS.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,

(QS. An-Nisa' ayat 97)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement