Rabu 28 Nov 2018 08:04 WIB

Dengan Kursi Roda, Putri Ikuti Wisuda UBSI

Satu kakinya diamputasi ketika ia tengah menyusun tugas akhir.

Red: Irwan Kelana
Putri (menggunakan kursi roda), salah satu wisudawati Universitas BSI (UBSI).
Foto: Dok UBSI
Putri (menggunakan kursi roda), salah satu wisudawati Universitas BSI (UBSI).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) tengah menggelar rangkaian acara wisuda ke-50 untuk wilayah Jadebotabek dan sekitarnya. Wisuda tersebut diadakan di BSI Convention Center (BCC), Bekasi, Jawa Barat, 26-30 November 2018.

Banyak hal menarik  selama prosesi wisuda berlangsung. Salah satu di antaranya yang terjadi pada acara wisuda hari Selasa (27/11). Ada wisudawati yang  mencuri perhatian. Ia bernama Aisyah Putri Faisal, lulusan Fakultas Ilmu Komputer Program Studi (Prodi) Sistem Informasi. Ia menghadiri  wisuda dengan menggunakan  kursi roda.

Putri, sapaan akrabnya, sempat memutuskan tidak akan mengikuti wisuda. Pasalnya semenjak empat  bulan lalu, ia menderita suatu penyakit yang mengharuskan satu kakinya diamputasi.

Ia divonis harus diamputasi ketika sedang menyusun tugas akhir.  “Ini sempat membuat saya depresi,”  ujarnya dalam rilis UBSI yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/11).

Ia sangat bersyukut diberi teman-teman dan keluarga yang selalu mendukungnya. Pasalnya, seseorang tidak akan mudah meperbaiki jiwanya setelah diamputasi, bisa sampai satu  tahun pemulihan agar bisa pulih. Ia bersyukur hal  itu tidak terjadi padanya.

“Saya  sangat bersyukur, meskipun saya menderita cacat,  tidak pernah ada satu  pun teman yang mem-bully saya. Mereka semua khawatir dan mendukung  saya,” tambahnya.

Hal sama pun datang dari kampus, UBSI. Ketika mendengar kabar Putri memutuskan tidak akan mengikuti wisuda, UBSI melalui dosen yang terkait, membujuk Putri agar tetap mengikuti wisuda.

“Saya ditelepon oleh dosen UBSI. Ia berjanji memberikan fasilitas buat saya. Makanya saya  bisa datang,” ujar Putri.

Wakil Rektor Bidang Non Akademik UBSI, Suharyanto mengemukakan, UBSI tidak membeda-bedakan mahasiswanya. Semuanya boleh masuk UBSI, asalkan bisa mengikuti semua pelajaran yang diajarkan. “Itu tidak masalah kita sangat welcome terhadap siapapun itu. Karena UBSI ingin ikut mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Suharyanto.

Suharyanto mengemukakan, semangat Putri layak diapresiasi. “Putri layak diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi kita semua,” tuturnya.

Putri berharap,  setelah wisuda, dirinya bisa mendirikan usaha. Selama ini ia sering membantu usaha kakaknya di bidang jasa travel umrah. “Saya ingin menjadi pengusaaha. Saat ini saya membantu kakak saya mengembangkan bisnis travel umrah. Saya membantu di medsosnya.  Ke depannya saya ingin punya usaha sendiri,” kata gadis 21 tahun yang mempunyai paras cantik ini.

Ia pun berpesan kepada  mahasiswa dan semua orang yang memiliki kekurangan seperti dia, agar tidak menjadi pribadi yang introvert;  jangan malu untuk tampil;  jangan sampai berdiam diri;  harus bisa menunjukan yang terbaik. “Pokoknya kita harus tunjukkan yang terbaik,” ujarnya dengan penuh semangat.

Eliana,  tante Putri yang ikut menemaninya wisuda mengatakan, perhatian dan kasih sayang orangtuanya  yang  luar biasa, sangat berdampak positif  pada diri Putri. Itu yang membuat dirinya bisa kuat sampai sekarang. Tentunya, peran dan dukungan itu tidak lepas dari kampus UBSI juga yang bisa membujuk Putri untuk wisuda.

“Sehat terus untuk Putri.  Dengan kondisi fisiknya saat ini, masih ada banyak orang yang lebih buruk dari ini. Yang pasti, sangat berterima kasih untuk UBSI, yang sudah mendorong  Putri untuk wisuda.  Kampus memfasilitasi segalanya untuk Putri, sampai acara wisudanya selesai,” ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement