Senin 21 Oct 2019 14:33 WIB

Batasi Bermain Gawai, Bandung Minta Siswa Pelihara Anak Ayam

Anak-anak harus dibatasi menggunakan gawai bahkan harus dikawal.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Anak bermain dengan gawai.
Foto: Pixabay
Anak bermain dengan gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Oded M Danial meminta sekaligus mengimbau kepada orang tua untuk mengawasi anaknya bermain gawai. Hal ini terkait fenomena maraknya anak penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dirawat di rumah sakit akibat kecanduan bermain gawai khususnya permainan.

"Saya imbau orang tua yang mempunyai anak di bawah umur sebaiknya dibatasi, jangan dilepaskan bermain gadget. Karena gadget penuh dengan informasi perilaku masyarakat yang dewasa dan politik juga," ujarnya kepada wartawan di Pendopo Wali Kota, Senin (21/10).

Baca Juga

Dirinya mengungkapkan, dampak dari penggunaan teknologi memiliki sisi positif dan negatif. Secara positif katanya orang bisa lebih mudah memperoleh informasi secara cepat. Namun juga mereka disuguhkan informasi negatif seperti berita hoaks.

Menurutnya, anak-anak harus dibatasi menggunakan gawai bahkan harus dikawal. Sebab, anak-anak berpotensi membuka situs-situs dewasa yang tidak patut. Ke depan, ia mengaku mempunyai program yang tengah digodok yaitu membatasi penggunaan gawai bagi anak-anak khususnya siswa sekolah.

"Saya ke depan punya program untuk anak-anak sekolah SD dan SMP agar mereka tidak fokus ke gadget. Saya akan beri mereka untuk pelihara anak ayam kampung agar anak-anak memiliki kegiatan," katanya.

Secara teknis, menurutnya, anak ayam dibagikan kepada siswa untuk dipelihara di rumah masing-masing. Sebelum itu berlangsung, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada siswa cara memelihara anak ayam.

"Cuma satu ekor pakai kardus cukup, tidak butuh kandang besar. Dengan kegiatan ekstra dirumah mengurangi mereka menggunakan gadget. Selain itu ada dimensi enterpreuneursip," katanya. Termasuk akan tumbuh di mereka mencintai binatang.

Oded mengatakan program akan dicoba dulu sekitar 20-30 orang anak di 30 kecamatan. Kalau berhasil ke depan anak-anak akan diberi satu ekor ayam. Menurutnya, jika 70 persen siswa yang dititipkan memelihara ayam berhasil maka akan jadi terobosan yang baik.

"Nanti ditimbang mana yang besar (ayamnya) dan dikasih sepeda biar tambah semangat. Kalau berhasil akan diberi tambahan mengurus polibag cabai," katanya.

Oded mengatakan program tersebut direncanakan akan dimulai tahun ini. Terlebih menurutnya harga anak ayam satu ekor hanya Rp 7.500. Sedangkan jika dikalikan sebanyak 1.000 ekor hanya mencapai Rp 7.500.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement