Kamis 27 Aug 2020 13:17 WIB

Puluhan Guru dan Karyawan SMAN 5 Tasikmalaya Jalani Tes Swab

Pelaksanaan tes swab di SMAN 5 Kota Tasikmalaya merupakan yang pertama di sekolah

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Puluhan Karyawan dan guru SMA 4 Tasikmalaya  menjalani tes swab
Foto: Bayu Adji P
Puluhan Karyawan dan guru SMA 4 Tasikmalaya menjalani tes swab

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya melakukan tes usap (swab) kepada puluhan karyawan di SMAN 5 Kota Tasikmalaya, Kamis (27/8). Puluhan karyawan yang menjalani tes swab itu di antaranya para guru, karyawan tata usaha, hingga petugas keamanan sekolah.

Kepala Seksi Survailans Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Siti Mulyati menargetkan pelaksanaan tes swab kali ini bisa dapat diikuti oleh 90 orang pegawai sekolah, terutama para guru. Menurut dia, pelaksanaan tes swab ini sebagai upaya melakukan deteksi dini penyebaran Covid-19, khususnya di lingkungan sekolah."Sejauh ini kita sudah melaksanakan sekira 2.000 sampel dari target 7.000 tes swab. Nanti akan terus dilakukan untuk skrining," kata dia, Kamis (27/8). 

Siti mengatakan, pelaksanaan tes swab di SMAN 5 Kota Tasikmalaya merupakan yang pertama kali dilakukan di lingkungan sekolah.  Menurut dia, hasil tes swab itu nantinya dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Sebab, pelaksanaan tes swab kepada guru merupakan salah satu syarat KBM tatap muka.

Pelaksanaan tes swab massal di SMAN 5 lantaran pihak sekolah sudah mendaftarkan diri ke Dinas Kesehatan untuk kegiatan itu. Sementara sekolah yang belum mendapat jatah tes swab massal akan dilalukan selanjutnya. 

Namun, ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tak bisa melakukan tes swab kepada seluruh guru di Kota Tasikmalaya. Sebab, jumlah guru di wilayah itu sangat banyak sementara ketersediaan peralatan tes swab terbatas. "Sisanya nanti mungkin akan melakukan secara mandiri," kata dia.

Kepala SMAN 5 Kota Tasikmalaya, Aam Abdullah Mahmud mengatakan, pelaksanaan swab kepada tenaga pengajar merupakan salah satu syarat sekolah untuk melakukan KBM tatap muka. Karena itu, pihaknya mengajukan permintaan pelaksanaan tes swab ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya."Kebetulan di dinas ada program tes swab massal. Jadilah tes swab dilakukan di sini," kata dia. 

Menurut dia, pelaksanaan tes swab kepada para karyawan sekolah itu merupakan salah satu langkah verifikasi internal untuk kembali membuka KBM tatap muka. Setelah itu, pihak sekolah baru akan mengajukan surat pernyataaan ke orang tua siswa untuk mengizinkan anaknya kembali belajar di sekolah.

Ketika sudah ada pernyataan dari orang tua, baru sekolah akan melakukan verifikasi eksternal dengan melibatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. "Diharapkan 1 Oktober bisa dibuka," kata dia.

Ia berharap, dari hasil tes swab itu tak ada karyawan sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Jika ternyata ditemukan ada yang positif Covid-19, terpaksa sekolah tak bisa dibuka.

Kepala Seksi Pelayanan, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat (Jabar) Wilayah XII Tasikmalaya, Dedi Suryadin mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sebenarnya menargetkan sekolah pada 18 Agustus. Namun, sekolah yang dijadikan proyek percontohan adalah sekolah yang ada di Sukabumi. "Karena di sama jadi pilot project, jadi perisapannya dilakukan dengan serius," kata dia.

Ia melanjutkan, untuk sekolah yang ada di wilayah lain, seperti di Tasikmalaya, kebijakaan KBM tatap muka dikembalikan ke pemerintah daerah. Artinya, pemerintah daerah dapat menyesuaikan dengan kondisi penyebaran Covid-19 di wilayahnya masing-masing. 

Menurut dia, Dinas Pendidikan Jabar telah menentukan sekolah yang dapat kembali menggelar KBM tatap muka hanyalah yang berada di kecamatan zona hijau. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya inginnya sekolah yang bisa kembali menggelar KBM tatap muka adalah yang berada di kelurahan zona hijau. "Jadi harus disesuaikan terlebih dahulu," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement