Ahad 22 Aug 2021 16:29 WIB

Hippindo: Peningkatan Kunjungan ke Mal Lambat tapi Pasti

Pengunjung yang bisa masuk ke mal hanya bagi yang sudah memiliki akun PeduliLindungi

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung menscan QR code untuk syarat masuk pusat perbelanjaan di Lippo plaza Sidoarjo, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Pengunjung menscan QR code untuk syarat masuk pusat perbelanjaan di Lippo plaza Sidoarjo, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan dan mal wilayah Jawa-Bali mulai mengalami peningkatan meski masih lambat. Itu lantaran adanya pembatasan kapasitas maksimal 25 persen serta screening secara ketat para pengunjung sebelum bisa memasuki kawasan pusat perbelanjaan.

Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, mengatakan, pengunjung yang bisa masuk ke mal hanya bagi yang sudah memiliki akun PeduliLindungi dan lolos dalam proses screening. Adapun syarat bisa masuk yakni sudah divaksin minimal satu kali atau memiliki hasil negatif tes Swab/PCR khusus bagi yang belum dapat divaksin karena alasan kesehatan.

Baca Juga

Budiharjo mengatakan, pada awal pembukaan mal pekan lalu, tingkat kunjungan masih cukup sepi karena banyak masyarakat belum memahami. Namun seiring dengan semakin banyak tenant yang buka, secara perlahan masyarakat mulai datang ke pusat perbelanjaan.

"Kita lihat ada progres kenaikan yang lambat tapi pasti. Memang tidak bisa langsung karena untuk bisa masuk difilter, bahkan bagi karyawan," kata Budiharjo kepada Republika.co.id, Ahad (22/8).

Dari data screening yang diperoleh, ia mencatat setidaknya ada sekitar lima juta kunjungan ke mal Jawa-Bali dalam 10 hari terakhir sejak mal mulai dibuka. Ia menjelaskan, peningkatan kunjungan khususnya dialami oleh restoran meski masih dibatasi 25 persen dan makan ditempat maksimal 30 menit. Hal itu secara langsung menarik kunjungan ke toko-toko sandang yang ada di mal.

Budiharjo mengatakan, dari hasil evaluasi terdapat banyak masyarakat yang dari hasil screening diketahui positif Covid-19 dan belum menyelesaikan masa isoman 14 hari namun sudah keluar rumah. Karena itu, kebijakan yang diterapkan pada mal sedikit banyak membantu pemerintah dalam upaya pelacakan kasus Covid-19 dan mengamankan mal dari potensi terjadinya klaster penyebaran.

"Ini sangat membantu karena bisa ketahuan termasuk orang positif Covid-19 tapi tidak ada gejala dia tidak boleh keluar tapi masih keluar dan ini jumlahnya besar," kata Budiharjo.

Ia pun mengharapkan agar pemerintah bisa menambah batas kapasitas kunjungan setidaknya hingga 50 persen. Pasalnya, pengelola pusat belanja sudah dapat melakukan screening secara ketat dan membantu pemerintah dalam upaya tracing Covid-19. Selain itu, waktu kunjungan makan di tempat bisa ditambah menjadi satu jam.

"Dengan scanning melalui QR code ini kami mendukung secepat mungkin kapasitas kunjungan ditingkatkan sehingga bisa beroperasi normal kembali dan ekonomi bergerak kembali," ujar dia.

Adapun untuk pusat belanja dan mal di luar Jawa-Bali, Hippindo mengharapkan agar kegiatan vaksinasi lebih diperluas. Dengan begitu, bisa membantu mobilitas masyarakat dan berdampak pada kebijakan untuk pusat perbelanjaan agar kembali di buka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement