Rabu 29 Dec 2021 21:01 WIB

Telkom Dorong Mitratel Akselerasi Bisnis Usai IPO

Akselerasi bisnis dinilai akan menjadikan Mitratel sebagai pemimpin

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Gita Amanda
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Mitratel untuk terus memperkuat bisnis menara telekomunikasi.
Foto: Telkom
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Mitratel untuk terus memperkuat bisnis menara telekomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendorong PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) untuk melakukan akselerasi bisnis usai menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Akselerasi bisnis dinilai akan menjadikan Mitratel sebagai pemimpin dalam industri menara telekomunikasi.

Direktur Strategic Portfolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya, mengatakan Mitratel saat ini tengah menjajaki untuk pengalihan menara tambahan milik Telkomsel dan juga Telkom. Setidaknya sudah ada sekitar 6.000 menara yang siap untuk ditransaksikan.

Baca Juga

Untuk itu, Telkom mendorong percepatan konsolidasi menara TelkomGroup ke Mitratel agar dapat segera terealisasi pada 2022. "Dengan langkah ini diharapkan Mitratel akan menjadi penyedia Menara telekomunikasi yang terbesar dan terkuat di Indonesia," kata Budi dalam keterangan resminya, Rabu (29/12).

Selain itu, Telkom juga mendorong anak usahanya tersebut menjadi Leading Digital Infrastructure Company di regional melalui pengembangan portfolio bisnis serat optik. Menurut Budi, ini merupakan langkah strategis dalam rangka percepatan pembentukan digital ecosystem di Indonesia.

Budi pun mendukung kerja sama yang dijalin Mitratel dengan PT Alita Praya Mitra (ALITA) dalam memperluas cakupan layanan serat optik secara nasional melalui pembangunan 6.000 kilometer serat optik. Pembangunan jaringan serat optik di lima provinsi itu akan mendukung fiberisasi sekitar 1.500 tower Mitratel.

Selain menggandeng ALITA, Mitratel juga telah memanfaatkan jaringan serat optik milik Telkom untuk melayani dan mengintegrasikan layanan kepada operator seluler. Budi menegaskan aksi korporasi konsolidasi bisnis TelkomGroup akan terus dilakukan sebagai salah satu langkah penting dalam upaya transformasi perusahaan.

Tidak hanya bisnis tower ke Mitratel, TelkomGroup juga akan melakukan konsolidasi terhadap bisnis lainnya seperti Data Center ke PT Sigma Tata Sadaya (STS). Dengan demikian, Telkom dapat lebih fokus dalam peningkatan kapabilitas dan mendorong value bisnis secara optimal di masa mendatang.

Direktur Bisnis Mitratel Noorhayati Candrasuci mengatakan Mitratel telah menyusun sejumlah strategi untuk mendukung kinerja bisnis pascaIPO. Pertama, perseroan akan memperkuat posisi market leadership melalui pengembangan organik.

"Khusus terkait pengembangan organik ini kita akan meningkatkan tenancy ratio," kata Noorhayati, Senin (22/11).

Kedua, Mitratel juga akan melakukan pengembangan secara nonorganik untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan perseroan. Pengembangan nonorganik ini antara lain dilakukan dengan akuisis menara ataupun bisnis yang dapat memperkuat posisi mitratel ke depan.

Ketiga, menurut Noorhayati, Mitratel juga akan memiliki complementary business dengan mendukung infrastruktur digital terutama 5G. Terakhir, perseroan juga akan melalukan efisiensi dari sisi operasional serta melakukan transformasi digital.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel. Ia optimistis prospek bisnis menara akan semakin positif ke depannya.

Menurut Theodorus, kondisi pasar menara di Indonesia saat ini sedang mengalami dinamika yang sangat positif didukung sejumlah kebijakan pemerintah, salah satunya terkait  kebijakan yang memperbolehkan perusahaan asing untuk berinvestasi di perusahaan tower.

"Selain itu, perkembangan teknologi 5G akan membuat industri tower semakin bertumbuh akibat kebutuhan ekspansi dan coverage layanan mobile di Indonesia," tutur Theodorus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement