Rabu 30 Mar 2022 14:45 WIB

Saran Wapres ke Petani: Tinggal di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia

Wapres dorong petani kembangkan produk horti berorientasi bisnis ekspor

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wapres saat mengikuti panen perdana Pisang Cavendish di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (30/3). Wakil Presiden Maruf Amin mendorong petani di desa mulai mengembangkan produk hortikultura berorientasi ekspor untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut. Wapres mengatakan, hal ini sekaligus sebagai upaya menghindari perpindahan masyarakat desa urbanisasi ke kota.
Foto: BPMI/KIP
Wapres saat mengikuti panen perdana Pisang Cavendish di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (30/3). Wakil Presiden Maruf Amin mendorong petani di desa mulai mengembangkan produk hortikultura berorientasi ekspor untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut. Wapres mengatakan, hal ini sekaligus sebagai upaya menghindari perpindahan masyarakat desa urbanisasi ke kota.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong petani di desa mulai mengembangkan produk hortikultura berorientasi ekspor untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut. Wapres mengatakan, hal ini sekaligus sebagai upaya menghindari perpindahan masyarakat desa urbanisasi ke kota.

Karena itu, Wapres mengatakan, desa harus dibuat menarik dan kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat.

Baca Juga

"Desa juga harus menarik. Istilah yang sering diucapkan orang, tinggal di desa, rezekinya rezeki kota, kemudian bisnisnya bisnis mendunia," kata Wapres saat mengikuti panen perdana Pisang Cavendish di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (30/3).

"Ini saya kira menjadi program pemerintah sekaligus juga untuk menghindarkan terjadinya perpindahan masyarakat urbanisasi ke kota-kota, menghindari urbanisasi," tambah Wapres.

Wapres mencontohkan, produk hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi di antaranya Pisang Cavendish. Ini karena peluang ekspornya masih besar. Sementara, baru beberapa daerah yang menghasilkan pisang ini di Indonesia.

"Saya kira kita ingin hortikultura yang memiliki pasar bagus itu kita kembangkan seperti Pisang Cavendish ini. Menurut informasi yang saya terima, pasar ekspornya itu baru satu persen. Jadi peluang pasarnya masih besar sekali," kata Wapres.

Wapres mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan ragam pisang di Indonesia.  Pada tahun 2020 produksi pisang mencapai lebih dari 8 juta ton. Sementara, volume ekspor pisang mencapai 5.500 ton per Mei 2021. Jumlah ini terbesar kedua setelah ekspor buah manggis.

Untuk itu, Wapres mendorong perlu terus ditingkatkan produksi, baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas pisang, salah satunya jenis Cavendish ini. 

Sedangkan, panen perdana pisang cavendish di Ponorogo ini juta merupakan pilot project yang dimulai oleh perusahaan mitra masyarakat. Saat ini baru beberapa daerah yang mengembangkan yakni Kabupaten Bener Meriah (Aceh), Tanggamus (Lampung), Garut dan Sukabumi (Jabar), Ponorogo Blitar, dan Bondowoso (Jatim), serta Jembrana (Bali).

"Nah, ini sekarang juga melalui pisang cavendish. Dia tinggal di desa, tapi rezekinya rezeki kota, dia berjualan sampai ke Singapura, ke Timur Tengah, ke Cina, dan lain sebagainya. Ini saya kira pemberdayaan masyarakat desa, ini menjadi suatu prioritas untuk menyejahterakan masyarakat kita," katanya.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan potensi produk hortikultura terus meningkat. Pada tahun 2021 ekspor Hortikultura meningkat 10,61 persen (YoY). 

Pada saat awal pandemi tahun 2020, ekspor Hortikultura juga meningkat 37,53 persen dibandingkan tahun 2019, peningkatan tertinggi selama kurun waktu lima tahun terakhir, dan kontribusi tertinggi berasal dari komoditas Buah dan Biofarmaka.

Hingga saat ini, pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor telah dilakukan di delapan kabupaten dengan total luas tanam sebesar 512,63 hektar serta Petani Mitra sejumlah 917 orang.

"Dari 8 lokasi tersebut, lima kawasan telah melakukan panen, dengan total produksi sebesar 2.350 Ton, yang dipasarkan untuk kebutuhan domestik ke Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Lombok, serta Ekspor ke Singapura," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement