Selasa 05 Apr 2022 19:58 WIB

Italia Usir 30 Diplomat Rusia

Pada Senin, Prancis pun mengumumkan pengusiran 35 diplomat Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Italia telah mengusir 30 diplomat Rusia dengan alasan masalah keamanan.
Foto: AP/Patrick Semansky
Italia telah mengusir 30 diplomat Rusia dengan alasan masalah keamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia telah mengusir 30 diplomat Rusia dengan alasan masalah keamanan. Duta Besar Rusia untuk Italia Sergey Razov sudah diberi tahu tentang pengusiran tersebut.

“Duta Besar Rusia Sergey Razov dipanggil ke Kementerian Luar Negeri pagi ini. Dia diberitahu tentang keputusan untuk mengusir 30 diplomat Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio pada Selasa (5/4/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Dia menjelaskan, keputusan pengusiran 30 diplomat Rusia itu diambil dengan menjalin konsultasi erat dengan negara Eropa dan Atlantik. “(Pengusiran) menjadi perlu karena alasan terkait keamanan nasional kami dalam konteks situasi krisis saat ini,” ucapnya. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia akan mengambil langkah balasan yang sesuai dengan tindakan Italia. Bersamaan dengan Italia, Denmark pun telah mengusir 15 diplomat Rusia dari negara mereka. Ke-15 diplomat tersebut dituding sebagai petugas intelijen.

"Kami telah menetapkan bahwa 15 perwira intelijen yang diusir telah melakukan kegiatan mata-mata di tanah Denmark," kata Menteri Luar Negeri Jeppe Kofod kepada awak media setelah pertemuan di parlemen, Selasa.

Kofod mengungkapkan, lewat pengusiran tersebut, Denmark ingin menegaskan bahwa kegiatan spionase di negara tersebut tak dapat diterima. Menurut Kementerian Luar Negeri Denmark, ke-15 diplomat Rusia itu memiliki waktu 14 hari untuk hengkang dan kembali ke Moskow.

Pada Senin (4/4/2022) lalu, Prancis pun mengumumkan pengusiran 35 diplomat Rusia. Sebelumnya Jerman juga sudah menyampaikan bahwa mereka mengusir sejumlah besar utusan Rusia untuk negara tersebut. 

Pengusiran diplomat-diplomat Rusia terjadi saat negara tersebut masih terlibat pertempuran di Ukraina. Sejumlah negara telah menuding Moskow melakukan kejahatan perang di sana. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement