Senin 13 Jun 2022 20:43 WIB

Emil Salim: Jangan Eksploitasi Alam tapi Abaikan Nasib Hewan-Tumbuhan

Jangan kita berbuat seolah-olah alam ini hanya monopoli manusia saja.

Red: Andi Nur Aminah
Mantan menteri lingkungan hidup Emil Salim.
Foto: Antara
Mantan menteri lingkungan hidup Emil Salim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Prof Emil Salim mengajak manusia untuk tidak semena-mena mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan kehidupan makhluk hidup lainnya. "Hidup adalah anugerah Ilahi, Allah memberikan hidup ini tidak hanya pada manusia tapi juga pada hewan, janganlah kita berbuat seolah-olah alam ini hanya monopoli manusia," kata Emil dalam acara bertajuk "Relevansi HAM dan 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia", di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Emil mengatakan manusia tidak dibenarkan untuk mengambil sumber daya alam yang dapat mengakibatkan musnahnya kehidupan hewan maupun tumbuhan. Dia menyontohkan saat manusia menebang pohon di hutan, jangan sampai mengabaikan nasib hewan yang hidupnya bergantung pada hutan tersebut. 

Baca Juga

"Kita rebut semua hutan, kita rebut semua alam untuk kekayaan kita, kekayaan manusia, tetapi mengabaikan bagaimana nasibnya hewan yang bergantung pada hutan, tanaman-tanaman dan sebagainya," katanya.

Pihaknya menambahkan Tuhan menciptakan alam dengan keterkaitan antara makhluk hidup di dalamnya. "Allah ciptakan bumi dan alam dalam keterkaitan makhluk Ilahi, manusia, hewan dan alam," katanya.

Emil mengatakan jika dikaitkan dengan isu hak asasi manusia, alam juga memiliki hak untuk diperlakukan sebagaimana layaknya manusia. "Benang merahnya adalah memperlakukan hidup manusia, hidup alam sebagaimana layaknya. Bagaimana mestinya manusia ini memperlakukan hidup ini," katanya.

Menurut dia, peringatan Hari Lingkungan Hidup sebaiknya dimaknai dengan upaya untuk memanfaatkan alam demi kemaslahatan manusia tanpa merusak alam. "Hakikatnya alam harus kita kembangkan sebagaimana Allah memberikan alam ini untuk kemaslahatan manusia tanpa merusak alam ini," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang ke delapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun.

(QS. Al-Kahf ayat 22)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement