Rabu 15 Jun 2022 19:02 WIB

Tepatkah Zulkifli Hasan Jadi Mendag? Ini Kata Surya Paloh

Surya Paloh berharap dua menteri yang dilantik bekerja lebih baik.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) melakukan jamuan makan siang dengan ketua umum parpol diantaranya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (keempat kiri) di presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) melakukan jamuan makan siang dengan ketua umum parpol diantaranya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (keempat kiri) di presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengharapkan dua menteri yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, yakni Zulkifli Hasan(Zulhas) sebagai Menteri Perdagangandan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, dapat bekerja lebih baik. Pasalnya harapan rakyat cukup tinggi.

"Harapan rakyat begitu banyak, begitu tinggi," kata Surya Paloh usai Apel Siaga Garda Pemuda NasDemdi Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, agar Indonesia tidak masuk daftar sebagai negara yang gagal atau failed state seperti pernah disampaikan oleh IMF dan Bank dunia, pemerintah harus menjaga stabilitas nasional."Kita harus menjaga satu hal yang terus menerus kita siapkan bersama yaitu stabilitas nasional," ujar Surya Paloh.

Dia enggan mengomentari soal layak atau tidaknya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan."Karena apa pun layak atau tidak layak tidak terlepas dari subjektivitas selain objektivitas itu sendiri. Yang paling penting, paling berhak, dan paling bisa menjawab itu adalah Presiden karena hal itu merupakan hak prerogatif Presiden," papar Surya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَّمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْاٰنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ اِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا اِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَّبِّكَ مِنْ مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ وَلَآ اَصْغَرَ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرَ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(QS. Yunus ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement