Senin 11 Jul 2022 16:19 WIB

Pelaku UMKM Labuan Bajo NTT Bangga Promosikan Produk di Sherpa G20

Pameran di ajang Sherpa G20 merupakan momen langka bagi para pelaku UMKM.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung mencoba tenun ikat dari Kabupaten Sumba Timur di salah satu stan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang digelar di Kota Kupang, NTT, Selasa (21/6/2022). Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mengaku bangga mempromosikan produk unggulannya ke tingkat mancanegara melalui pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Pengunjung mencoba tenun ikat dari Kabupaten Sumba Timur di salah satu stan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang digelar di Kota Kupang, NTT, Selasa (21/6/2022). Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mengaku bangga mempromosikan produk unggulannya ke tingkat mancanegara melalui pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mengaku bangga mempromosikan produk unggulannya ke tingkat mancanegara melalui pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo.

"Memamerkan produk tenun ikat di kegiatan ini (Sherpa G20) adalah kesempatan yang istimewa. Saya sangat bangga bisa tampilkan produk tenun ikat Songke Manggarai di sini," kata Donata Sin saat ditemui di Labuan Bajo, NTT, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Donata merupakan penenun tenun ikat tradisional dari Desa Pontuara, Manggarai Barat, yang dilibatkan dalam pameran produk UMKM di pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo. Ia memamerkan produk unggulan berupa tenun ikat Songke Manggarai serta mendemonstrasikan kegiatan menenun dengan alat tenun tradisional.

Donata Sin mengaku bangga banyak peserta Sherpa G20 dari berbagai negara menghampiri lapak pameran untuk melihat produk maupun cara menenun tenun ikat tradisional. "Orang-orang dari berbagai negara jadi tahu kain tenun Songke Manggarai dan bagaimana cara menenun. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya," kata dia.

Sementara itu, pemilik sentra tenun ikat Forlavivian, Wati Ontong, mengatakan, keterlibatan dalam pameran di ajang Sherpa G20 merupakan momen langka bagi para pelaku UMKM. "Kami bisa mempromosikan secara langsung produk ke seluruh delegasi G20 dari mancanegara," kata Wati.

Ia menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada pemerintah melalui Perusahaan Umum Daerah Bidadari Kabupaten Manggarai Barat yang telah memfasilitasi UMKM tenun ikat binaan untuk terlibat dalam pameran tersebut. Menurut dia, pemasaran produk dalam pameran adalah nomor dua karena tujuan utama yang ingin dicapai yaitu memperkenalkan produk ke berbagai belahan dunia.

"Karena itu di setiap produk tenun ikat dan produk turunan yang kami pamerkan, kami cantumkan keterangan berupa nama produk dan nomor telepon sehingga bisa diketahui para delegasi mancanegara," kata dia.

Wati menambahkan, pihaknya juga menyiapkan narasi mengenai produk yang dipamerkan untuk menambah daya tarik produk guna menarik minat para delegasi Sherpa G20. Pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo dihadiri delegasi 19 negara anggota G20, sembilan negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Satu negara anggota G20 yang hadir virtual yakni Amerika Serikat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement