Kamis 13 Oct 2022 20:56 WIB

Dokter Anak: Perlu Penelitian Lebih Lanjut Terkait Dampak Perubahan Iklim

Indonesia harus punya data sendiri terkait dampak perubahan bagi perempuan dan anak.

Red: Nora Azizah
Indonesia harus punya data sendiri terkait dampak perubahan bagi perempuan dan anak.
Foto: www.freepik.com
Indonesia harus punya data sendiri terkait dampak perubahan bagi perempuan dan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak di Indonesia. "Kita sangat perlu ada data lokal, data nasional kita sendiri untuk menentukan langkah antisipasi," kata dia dalam webinar "Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Reproduksi" di Jakarta, Kamis (14/10/2022).

Perlunya penelitian lebih lanjut tersebut, ujar dia, karena data-data dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak hanya berasal dari luar negeri. "Jangankan antarnegara, antarprovinsi pun berbeda bencana, ada daerah yang lebih rawan gempa, ada yang lebih rawan banjir. Ini akan membuat sikap kita juga berbeda," kata dia.

Baca Juga

Menurut dia, hasil penelitian tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak di Indonesia nantinya dapat menjadi dasar langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Terkait isu dampak perubahan iklim ini, pihaknya meminta para orang tua agar menyiapkan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.

Contohnya, ujar dia, dengan pemberian imunisasi sesuai jadwal, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan makanan bergizi.

"Upaya-upaya promotif, preventif di bidang kesehatan ini bisa kita lakukan di samping upaya-upaya mitigasi terhadap perubahan iklim," kata Piprim Basarah Yanuarso.

Sebelumnya, Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) dalam laporannya menyampaikan bahwa perubahan iklim berdampak negatif pada kehamilan dan bayi dalam kandungan. IPCC juga menyebut perubahan iklim dan dampaknya sampai saat ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan dan lebih buruk dari yang diperhitungkan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.

(QS. Az-Zumar ayat 23)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement