Jumat 11 Nov 2022 17:04 WIB

Ditopang Saham Teknologi, IHSG Terbang 1,76 Persen di Akhir Pekan

IHSG mencatat kenaikan ditopang saham finansial, barang baku dan teknologi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (11/11). IHSG melompat ke level 7.089,20 atau menguat 1,76 persen setelah sempat jatuh dalam pada perdagangan kemarin.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (11/11). IHSG melompat ke level 7.089,20 atau menguat 1,76 persen setelah sempat jatuh dalam pada perdagangan kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (11/11). IHSG melompat ke level 7.089,20 atau menguat 1,76 persen setelah sempat jatuh dalam pada perdagangan kemarin. 

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia sore ini yang ditutup naik tajam setelah laju inflasi AS melambat lebih cepat dari ekspektasi. 

"Ini membangkitkan harapan bank sentral AS (Federal Reserve) mungkin memperlambat rencana kenaikan suku bunga acuan," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (11/11).

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terbang 5,33 persen. Ini menjadi kenaikan harian terbesar sejak Maret 2020, namun secara Year-to-date masih anjlok 23 persen.

Data memperlihatkan inflasi (CPI) AS naik 7,7 persen YoY di bulan Oktober. Ini adalah kenaikan di bawah 8 persen pertama sejak bulan Februari dan tingkat inflasi terendah sejak Januari. Akibatnya, investor memburu aset-aset berisiko seiring dengan melemahnya nilai tukar dolar AS dan penurunan imbal hasil surat utang ke level terendah dalam lima minggu.

Investor juga menyambut baik langkah Pemerintah China melonggarkan kebijakan COVID, termasuk memperpendek masa karantina menjadi hanya dua hari dari tujuh hari bagi orang dengan kontak erat dan wisatawan asing.

Lebih lanjut, Pemerintah China memperbaharui kategori wilayah berisiko COVID dengan membagi dua antara berisiko tinggi (high risk) dan berisiko rendah (low risk) dan menghapus kategori berisiko menengah (medium risk). Ini adalah sebuah usaha untuk meminimalkan jumlah orang yang terdampak kebijakan Lockdown.

Berikut beberapa data perdagangan yang dihimpun Phillip Sekuritas Indonesia:

Sektor Penopang

Finansial                              : +20.452  Poin

Barang Baku                        : +14.753  Poin

Teknologi                             : +10.927  Poin

Top Gainers:

ARTO  :5,675  | +1125| +24.73%

BYAN  :73,100 | +800 | +1.11%

STTP  :8,275  | +550 | +7.12%

MDKA  :4,450  | +350 | +8.54%

INCO  :7,425  | +325 | +4.58%

Top Losers:

ITMG  : 37,550| -2825| -7.00%

GGRM  : 21,325| -700 | -3.18%

UNTR  : 29,000| -400 | -1.36%  

JECC  : 4,470 | -300 | -6.29%

FISH  : 6,925 | -275 | -3.82%

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement