Seni Grafiti Brasil Ungkap Kemarahan Publik terhadap Piala Dunia
REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Dua pekan lagi perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil akan dimulai. Publik Brasil umumnya percaya bahwa kegiatan internasional ini terlalu banyak memberi beban bagi perekonomian negara, sehingga mereka menemukan cara baru untuk menyalurkan aksi protes mereka, yaitu lewat grafiti.
Dilansir dari RT Network, Jumat (30/5), dinding-dinding jalanan sepanjang Rio de Janeiro dan Sao Paulo penuh dengan gambar-gambar yang mengungkapkan kemarahan rakyat atas penyelenggaraan turnamen sepak bola dunia itu. Mereka juga menyalahkan Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) yang sudah mengeskploitasi Brasil dan pemerintah lokal untuk mengabaikan kebutuhan rakyat miskin di negara itu.
Mereka meyakini bahwa uang sebesar 11-14 miliar dolar AS yang telah dihabiskan untuk Piala Dunia 2014 seharusnya digunakan untuk meningkatkan transportasi, kesehatan, dan pendidikan.
"Ini adalah cara terbaik untuk mengeskpos masalah negara ini. Jika pemerintah tidak ingin mengekspos hal-hal itu karena mereka malu, maka kami akan melakukannya. Itulah niat kami," ujar seorang seniman grafiti, Paulo Ito.
Meskipun Brasil begitu bergairah dengan dunia sepak bola, lebih dari satu juta orang turun ke jalanan dari seluruh penjuru Brasil sepanjang tahun lalu. Mereka menuntut pembatalan Piala Dunia tahun ini.
Meski demikian, tidak semua grafiti di jalanan-jalanan Brasil itu berisi caci-maki untuk pemerintah. Mereka juga menggambarkan di salah satu sisi bahwa meski menderita, rakyat tetap berharap pemain-pemain tim nasional mereka meraih gelar juara dunia keenam kalinya. Namun, grafiti untuk tema itu digambarkan dengan kondisi timnas Brasil merayakan kemenangan di bawah naungan rumah yang rusak.