Venezuela Minta Bantuan IMF untuk Tangani Corona
Ini pertama kali Venezuela minta bantuan IMF dalam kurun waktu 20 tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pememerintahan Presiden Nicolas Maduro meminta bantuan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) senilai 5 miliar dolar AS untuk menangani pandemi virus corona di Venezuela. Hingga saat ini Venezuela melaporkan 33 kasus virus corona jenis baru atau Covid-19.
"Presiden Nicolas Maduro secara resmi telah meminta pembiayaan sebesar 5 miliar dolar AS kepada Dana Moneter Internasional untuk memperkuat kapasitas respons sistem kesehatan kita selama kontingensi Covid-19," ujar Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza dalam cicitannya di Twitter.
Pemerintah Venezuela telah mengirim surat yang telah ditandatangani oleh Maduro pada 15 Maret 2020. Dalam surat yang ditujukan untuk Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, pemerintah Venezuela meminta bantuan fasilitas pendanaan sebesar 5 miliar dolar AS dari Dana Darurat Instrumen Pembiayaan Cepat (IFR) yang dapat berkontribusi untuk memperkuat sistem kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona.
Dalam surat itu, pemerintah menyatakan bahwa saat ini seluruh dunia sedang bertempur untuk melawan pandemi virus corona. "Hanya di bawah semangat solidaritas, persaudaraan, dan disiplin sosial kita dapat mengatasi situasi yang mengadang kita, dan kita akan melindungi kehidupan serta kesejahteraan rakyat," ujar isi surat pemerintah Venezuela kepada IMF, dilansir Anadolu Agency.
Ini adalah pertama kalinya Venezuela meminta bantuan kepada IMF dalam kurun waktu hampir 20 tahun. Pada tahun 2007, mantan Presiden Hugo Chavez mengumumkan bahwa Venezuela menarik diri dari IMF, karena dia percaya lembaga tersebut melayani kepentingan AS.
Sebagai upaya mencegah penyebaran virus korona, Maduro telah menangguhkan semua kegiatan sekolah dan perkantoran. Dia juga akan mengisolasi seluruh wilayah di negara tersebut.
"Saya mengumumkan bahwa mulai Selasa, 17 Maret, Venezuela akan masuk ke karantina sosial di seluruh negara, 23 negara bagian dan ibukota, semuanya masuk ke karantina sosial, karantina kolektif," kata Maduro.
Pasukan keamanan menggunakan sepeda motor berpatroli di jalan-jalan untuk memastikan toko makanan tetap buka dan warga yang tidak memiliki urusan penting tinggal di rumah. Hanya saja, Venezuela menghadapi krisis penanganan virus korona di tengah keputusan pemerintah untuk melarang warga beraktivitas di luar ruangan.
Akses keluar masuk Ibu Kota Caracas dan tujuh negara bagian lainnya secara resmi ditutup sejak Senin (16/3). Maduro mengakui kebijakan tersebut terinspirasi dari langkah pemerintah China, sekutu mereka sekaligus negara pusat penyebaran virus corona. Pemerintah Venezuela sudah menutup semua sekolah dan universitas serta jalur penerbangan ke Eropa, Kolombia, Republik Dominika, dan Panama.